Membaca tulisan dari mas Wisnu Nugroho (mas Inu) di Kompas hari ini terasa miris. Ternyata seorang SBY yang berbadan tegap dan selalu terlihat bugar sedang terkena virus influenza. Virus, yang wujudnya tak terlihat oleh kasat mata, ternyata juga mampu menyerang seorang presiden RI. Presiden juga manusia. Namun bukan hal ini saja yang membuat saya miris.
Wabah influenza sedang menyerang banyak tempat di tanah air. Bahkan bukan hanya influenza biasa tapi juga flu babi. Di berita Kompas hari sebelumnya, terlihat foto para santri yang terkena virus A-H1NI. Jumlahnya sudah ratusan. Beberapa rumah sakit juga sudah mengklaim banyaknya penderita flu babi yang sedang dirawat di sana. Berkembangnya virus di negara kita ini semakin parah karena pada saat yang sama banyak warga yang terkena penyakit demam berdarah.
Namun di sisi lain, tampaknya pihak pemerintah (pusat maupun daerah) belum menganggap endemi flu babi dan demam berdarah menjadi hal yang serius untuk ditangani segera. Mungkin pemerintah masih disibukkan mencari virus yang kasat mata, teroris. Banyak masyarakat yang belum tahu apa itu flu babi, bagaimana pencegahannya, hal darurat apa yang harus dilakukan kalau terkena virus tersebut serta bagaimana pengobatannya. Masyarakat perlu mengetahui hal ini semua agar penyebaran virus tidak menjadi terlalu parah. Adalah kewajiban pemerintah untuk memberikan informasi secara massal kepada segenap masyarakat.
Kembali ke istana, sebagai presiden, SBY cukup beruntung karena sejak dua hari yang lalu, tim kesehatan dari Departemen Kesehatan sudah diturunkan langsung ke istana. Dalam sehari, ada dua tim yang siap siaga dengan peralatan canggih terbaru buatan Swiss. Tak lupa, ambulans beserta tiga perawat juga disiagakan.
Lalu bagaimana dengan masyarakat biasa yang tidak menjadi presiden?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H