Mohon tunggu...
Nufransa Wira Sakti
Nufransa Wira Sakti Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

" Live your life with love " --Frans--

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tips Melanjutkan Sekolah dan Mencari Beasiswa di Jepang (1)

8 Januari 2009   12:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:22 1208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering


BANYAK teman atau kenalan yang bertanya tentang cara melanjutkan sekolah S2/ S3 serta mencari beasiswa di Jepang. Untuk itu, saya mencoba berbagi tipsnya. Supaya tidak terlalu panjang, tulisan ini dibagi dua yaitu mencari universitas dan mencari beasiswa. Tulisan ini ditujukan bagi mereka yang hendak melanjutkan sekolah pasca sarjana dalam bahasa Inggris. Mudah-mudahan bermanfaat.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat proposal riset dalam bahasa Inggris. Proposal ini diperlukan untuk mengetahui topik penelitian yang akan dilakukan selama melanjutkan sekolah. Proposal dibuat sesuai dengan metode akademis agar mempunyai nilai lebih. Topik yang dipilih juga yang berhubungan dengan ilmu atau dengan pekerjaan/keahilan kita supaya lebih mudah dalam memahami masalah yang dihadapi serta lebih realistis dalam menawarkan solusi. Banyak contoh proposal riset di Internet, kita bisa pakai struktur dan metodenya sebagai acuan.

Langkah kedua adalah berburu profesor atau universitas. Perlu diketahui bahwa tidak semua universitas di Jepang menyediakan program berbahasa Inggris dan tidak semua profesor di Jepang bisa berbahasa Inggris. Bahkan seorang penerima nobel fisika 2008 asal Jepang, Toshihide Maskawa, yang juga seorang profesor di universitas terkemuka Jepang, tidak bisa berbahasa Inggris.

Ada dua cara, pertama kita cari informasi melalui situs web universitas dan cara kedua adalah dengan bertanya kepada teman yang sedang atau pernah melanjutkan sekolah di Jepang. Untuk memilihnya, pilihlah yang mempunyai jurusan yang sesuai dengan proposal riset kita. Kumpulkan nama universitas, fakultas, jurusan, alamat korespondensi atau email resmi dan nama serta email profesor sebanyak-banyaknya, karena kita harus siap untuk mengirim proposal riset kita sebanyak mungkin ke berbagai universitas/profesor. Situs yang kita lihat adalah situs universitas yang berjudul “GraduateSchool” dimana kampus tersebut menerima mahasiswa untuk program S2 atau S3. Di sana kita bisa lihat apakah ada jurusan atau kuliah yang sesuai dengan proposal penelitian kita.

Langkah ketiga adalah mengirim email atau surat kepada profesor yang akan menjadi pembimbing akademis kita. Di Jepang, setiap mahasiswa yang melanjutkan program sarjana harus mempunyai satu orang profesor yang bersedia menjadi pembimbing utama kita dalam melakukan penelitian. Peran profesor pembimbing ini sangat penting untuk diterima atau tidaknya kita di universitas tersebut. Apabila di situs webnya tidak tercantum nama atau email profesornya, kita bisa kirim email ke universitas/graduate school untuk meminta informasi nama dan email profesor yang sesuai dengan penelitian kita.

Email atau surat permohonan untuk menjadi pembimbing akademis berisi: perkenalan diri kita, darimana kita memperoleh informasi tentang profesor/universitas terebut, maksud dan tujuan kita untuk melanjutkan studi, gambaran umum tentang penelitian yang akan dilakukan dan yang terpenting adalah permintaan kesediaan profesor tersebut untuk menjadi pembimbing akademis kita. Promosikan juga diri kita apabila pernah mempunyai prestasi akademis atau penghargaan lainnya. Sampaikan juga apabila profesor tertarik, maka kita akan mengirimkan proposal riset yang sudah kita buat. Setelah itu kita tunggu jawaban dari sang profesor.

Jangan ragu untuk menulis email sebanyak mungkin ke banyak profesor. Juga jangan berharap semua profesor membalas email yang kita kirim, karena seperti sudah disebutkan tadi, tidak semua pengajar di Jepang bisa berbahasa Inggris. Apabila ada jawaban, kalau tertarik, biasanya dia akan meminta kita untuk mengirim proposal riset. Dalam proses balas membalas email ini usahakan supaya kita menjawab pertanyaan dengan fokus dalam bahasa yang sopan sebagaimana kita memohon sesuatu kepada pihak yang lebih dituakan. Pengajar di Jepang adalah orang yang sangat dihormati dan setiap orang bertutur kata dan bertingkah laku sopan terhadapnya.

Apabila beliau bersedia menerima anda untuk menjadi mahasiswanya, berarti separuh jalan sudah kita lampaui. Kita bisa memohon kepada profesor tersebut untuk dibuatkan surat yang menyatakan bahwa beliau bersedia menerima kita sebagai mahasiswanya atau “Letter of Acceptance” di universitas tersebut, sebagai modal untuk berburu beasiswa. Tips berburu beasiswa akan dibahas pada tulisan selanjutnya.

Sebagai informasi tambahan, di Jepang perkuliahan dimulai pada setiap minggu pertama April kecuali ada program-program khusus yang dimulai pada minggu pertama bulan Oktober. Ujian masuk ke universitas berupa tes tertulis dan wawancara biasanya diadakan pada bulan Februari, atau bulan Agustus untuk yang masuk bulan Oktober. Untuk itu, silakan pilih waktu yang pas untuk melakukan proses pencarian sekolah.

Masa kuliah S2 di Jepang adalah dua tahun dengan syarat harus memenuhi beberapa kredit melalui kelas dan kewajiban menulis thesis yang akan duji pada ujian akhir. Untuk S3, dilalui dalam masa 3 tahun (4 tahun untuk fakultas kedokteran) yang kebanyakan berupa penelitian, penulisan paper untuk jurnal serta pembuatan disertasi. Kebijakan untuk kelulusan S3 di masing-masing universitas berbeda-beda. Selain disertasi, ada yang mensyaratkan penulisan 1 buah paper, ada pula yang 2 atau 3 paper.

Ada juga yang mensyaratkan keikutsertaan dalam seminar internasional sebagai syarat kelulusannya. Secara umum, untuk program S3 tidak ditempuh melalui kelas tetapi melalui penelitian secara mandiri atau berkelompok.

(Bersambung)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun