Hari ini ada berita yang cukup mengejutkan dari Sumatera Utara. Ketua DPRD Sumut telah meninggal karena dikeroyok oleh para demonstran yang menuntut pembentukan propinsi Tapanuli. Yang mengenaskan, Abdul Azis adalah ketua DPRD Sumut yang baru menjabat sebagai ketua selama 3 bulan terakhir karena menggantikan ketua lama yang mengundurkan diri. Ulah para demonstran sudah sangat anarkis dan berlebihan. Ada apa dengan masyarakat kita? Apakah ini cermin dari kondisi masyarakat kita saat ini?
Bentuk kekecewaan yang berujung pada aksi brutal bukan lagi hal yang aneh di negara kita. Tingkah laku masyarakat sangat jauh dengan ciri-ciri masyarakat Indonesia yang kita pelajari waktu di SD dulu. Ramah tamah, murah senyum dan bersahabat rasanya makin jauh dari keakraban kita sehari-hari. Kalau mau contoh paling nyata, cobalah mengendarai mobil di jalan raya di seputar Jakarta. Rasanya seperti mengendarai mobil di hutan belantara yang tidak mempunyai aturan yang jelas.
Aksi pengeroyokan ini sangat disesali. Dalam suatu kumpulan massa/demonstrasi, secara psikologis biasanya terdapat suatu pikiran alam bawah sadar yang terwujud dalam bentuk kesamaan tindakan. Â Misalnya saja pendukung kesebelasan sepak bola, pendukung kampanye parpol atau aksi mogok kerja. Tanpa disadari, begitu ada satu sumbu yang menyulut, maka bisa menjadi suatu tindakan anarkis yang sama sekali tak diduga bahkan oleh pelakunya sekalipun. Oleh karena itu, aksi masa dalam bentuk yang sangat besar sangat perlu diwaspadai agar tidak ditunggangi oleh sekelompok orang yang memanfaatkan situasi untuk menjalankan kepentingannya.
Dekadensi moral masyarakat kita sudah mencapai puncaknya. Tindakan yang apatis dan berkurangnya rasa empati bukan menjadi barang baru. Sungguh menyedihkan melihat kondisi masyarakat kita. Untuk membenahinya saja seperti berkutat dengan benang kusut, tidak tahu harus mulai dari mana dan bagaimana memulainya.
Kembali kepada meninggalnya ketua DPRD Sumut, kejadian ini sangat memprihatinkan dan tidak boleh terulang lagi. Masih banyak jalan untuk menyampaikan pendapat dan masih banyak jalan pula untuk merumuskan solusi permasalahan. Yang pasti, aksi brutal dan anarkis adalah bukan jalannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H