Mohon tunggu...
Nufransa Wira Sakti
Nufransa Wira Sakti Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

" Live your life with love " --Frans--

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pengumpulan Penerimaan Negara: Bekerja dengan Baik Saja Tidaklah Cukup

11 Mei 2016   08:42 Diperbarui: 11 Mei 2016   09:16 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wamenkeu Prof Mardiasmo saat membuka acara TOT Eselon 2 DJP DJBC. (Frans)

Ketika membuka acara ToT (Training of Trainers) bagi pimpinan eselon 2 pada Ditjen Pajak (DJP) dan Ditjen Bea Cukai (DJBC) hari Selasa tanggal 10 Mei 2016, Wakil Menteri Keuangan Prof. Mardiasmo menekankan pentingnya peran pegawai DJP dan DJBC dalam rangka mengamankan penerimaan negara di bidang perpajakan. Bahkan oleh beliau dianggap sebagai pahlawan fiskal. Mengapa demikian? Ternyata bukan hanya karena adanya kejadian gugurnya pegawai DJP ketika bertugas sebagai juru sita pajak.

Permasalahan utama yang dihadapi bangsa ini sejak awal kemerdekaan sampai dengan saat ini adalah adanya musuh yang harus ditaklukan secara bersama-sama oleh seluruh elemen bangsa. Musuh tersebut adalah kemiskinan dan kesenjangan. Tingkat kemiskinan Indonesia masih sangat tinggi bila dibandingkan dengan beberapa negara yang merdeka dalam jangka waktu berdekatan dengan Indonesia. Kesenjangan sendiri terbagi dua yaitu kesenjangan ekonomi (antara kaya dan miskin) dan kesenjangan pertumbuhan (antara Jawa dan luar Jawa). Untuk menaklukan musuh bersama inilah seluruh penjuru memanggil patriot fiskal dan menunggu karya nyata demi tercapainya penerimaan negara. 

Setelah lebih dari 70 tahun merdeka, masih banyak infrastruktur yang tidak memadai, sekolah yang tidak layak, jalan yang rusak dan kekurangan lainnya. Untuk itulah Presiden RI melalui programnya mencoba untuk memberantas musuh tersebut melalui pembangunan di luar Jawa dan dimulai dari pedesaan, pembangunan jalur konektifitas dan rehabilitasi infrastruktur. Program tersebut apabila dilihat dari nilai ekonomi sangat kecil karena berdampak jangka panjang. Dan semua itu membutuhkan dana. 

Pengumpulan pundi-pundi negara inilah yang menjadi tugas utama patriot fiskal dari DJP dan DJBC.Dari rencana penerimaan negara tahun 2016 sebesar 1.825 trilyun, penerimaan perpajakan diharapkan dapat berkontribusi sebesar 1.546 trilyun atau hampir sebesar 85 persen. Dana tersebut akan digunakan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih berkualitas pada pemerataan dan pembangunan wilayah. Penerimaan perpajakan adalah juga termasuk penerimaan pajak dan bea cukai. Untuk itulah dibutuhkan sinergi kedua insitusi tersebut untuk kesejahteraan rakyat. Dengan sinergi ini diharapkan kesenjangan ekonomi semakin mengecil dan pembangunan wilayah yang semakin merata.

Wakil Menteri Keuangan yang juga berulang tahun pada hari itu juga menekankan bahwa sumber daya manusia menjadi dasar reformasi yang menjadi tumpuan langkah reformasi perpajakan secara menyeluruh meliputi sektor kepabeanan dan pajak. Bekerja dengan baik saja tidaklah cukup. Diperlukan juga sinergi agar tidak terdapat sekat antar sesama pegawai DJP dan DJBC, sehingga dapat merekat lebih erat, bekerja sama lebih hebat, berpikir cerdas dan bertindak lugas. 

Acara ToT yang akan berlangsung selama 3 hari sampai dengan 12 Mei 2016 ini terdiri dari berbagai macam materi mulai dari tentang leadership, motivasi , komunikasi, studi kasus dan lain-lain. Berbagai nara sumber dari dalam dan luar Kementerian Keuangan juga dihadirkan antara lain: Sekjen Kemenkeu Bapak Hadiyanto, BapakDaniel Tumiwa, CEO GE Bapak Handry Satriago, Kepala BKF Bapak Suahasil Nazara dan lain-lain. Dengan bekal hard competencies dan soft competencies, pelatihan ini diharapkan dapat mengasah change leader yang mampu menginduksi agen perubahan.

Di tengah sambutannya, Wakil Menteri Keuangan juga mengajak peserta untuk menyanyikan lagu Indonesia Pusaka. Yang menarik, ternyata  ada lirik lagu wajib tersebut yang selama ini jarang dinyanyikan. Para peserta bernyanyi bersama dengan sepenuh hati dan terbangkitkan rasa nasionalismenya:

"Sungguh indah tanah air beta
Tiada  bandingnya di dunia
Karya  indah Tuhan Maha Kuasa
Bagi  bangsa yang memujanya
Indonesia  ibu pertiwiKau kupuja kau kukasihi
Tenagaku bahkan pun jiwaku
Kepadamu rela kuberi"

Para patriot fiskal siap melaksanakan pengamanan penerimaan negara untuk Indonesia yang lebih baik!

Frans

10 Mei 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun