Mohon tunggu...
Nufransa Wira Sakti
Nufransa Wira Sakti Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

" Live your life with love " --Frans--

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menonton Sumo

26 Januari 2009   09:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:21 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MENYAKSIKAN pertandingan sumo secara langsung di Ryogoku Stadium ( Tokyo ) sangat menarik dan berbeda apabila kita menyaksikan melalui televisi. Pada saat saya berkesempatan menyaksikan pertandingan hari Kamis tanggal 22 Januari lalu, suasana meriah pada saat pertandingan puncak sangat berasa. Juara bertahan Assashoryu kembali berhasil memangkan pertandingan. Dan hari Minggu kemarin (25 Januari) akhirnya dia berhasil mempertahankan gelarnya sebagai juara di turnamen kali ini. Mendengar kata sumo pasti langsung terbayang para pegulat yang berbadan tinggi besar dengan ukuran tubuh yang luar biasa. Pada turnamen kali ini ada seorang pesumo yang berat badannya mencapai 250kg. Entah apa makannya, yang pasti tinggi badan mereka yang rata-rata di atas 190cm tidak tampak terlihat terlalu tinggi karena berat badannya yang rata-rata di atas 120kg. Di stadion, penonton di lantai satu bentuk tempat duduknya lesehan dan duduk bersila, tidak seperti menonton di stadion. Mereka juga bisa memesan teh Jepang yang disediakan petugas. Penonton di lantai dua, tempat duduknya seperti biasa. Sesekali kita bisa mendengar suara-suara teriakan penonton yang mendukung favorit mereka . Sebelum bertanding ada semacam parade yang diikuti oleh mereka yang bertanding hari itu. Satu per satu namanya dipanggil dan mereka berkumpul membentuk lingkaran di atas tempat pertandingan. Jangan kaget, kostum yang mereka kenakan, minimal berharga 2 juta yen atau sekitar 200 juta rupiah.  Padahal bentuknya hanya seperti handuk yang dililitkan dibagian perut ke bawah. Yang membuat mahal adalah bordiran dan bahannya kainnya. Bahkan ada yang dilapisi permata, emas atau perak. Kadang kostum tersebut juga dihiasi oleh lambang sponsornya. Sebelum pertandingan, biasanya pesumo mengambil minum yang disediakan oleh petanding sebelumnya. Setelah itu mereka mengambil garam yang kemudian dilempat ke dalam tempat pertandingan. Garam itu berdasarkan adat dan tradisi adalah untuk mensucikan diri. Setelah mengambil ancang-ancang, mereka segera bergulat. Ritual mulai dari pemanggilan peserta sampai dengan pertandingan, memakan waktu kira-kira lima menit. Pertandingannya sendiri sangat cepat, bahkan ada yang kurang dari 15 detik, tergantung keahlian para pesumonya.Pertandingan berjalan sangat seru kalau pesumonya agresif, mulai dari menampar, membanting, menarik, mengangkat dan berbagai macam teknik untuk menjatuhkan lawan dipergunakan oleh pesumo. Pemenang adalah yang berhasil menjatuhkan lawan atau membuat lawan keluar dari lingkaran tempat pertandingan. Apabila mereka jatuh atau keluar bersamaan, wasit akan berunding untuk menentukan pemenangnya. Keringat bercucuran setelah pertandingan adalah pemandangan yang biasa. Walaupun pertandingan rata-rata hanya memakan waktu 2-3 menit tapi sangat menghabiskan energi dari para pesumo yang badannya super besar tersebut. Frans  @Niigata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun