Mereka memolesi wajah dengan kapur putih
Menyembunyikan jati diri sebagai anak-anak gagak hitam bertulah
Mereka tidak terlangsung menakut-nakuti aku
Ketika memancing dari dalam ayunan tersembunyi
Kedalaman sebuah ceruk di belakang aku
Setibanya mereka menemukan aku,
Mencabik-cabik aku...
Mereka melemparkan potongan-potongan kehidupan dagingku
Ke dalam panci berisi susu mendidih,
Lalu sekali lagi memotong kehidupanku...
Daging dari tulangnya