Anggap saja, hari esok hanya tiada
Karena hari itu memang tak pernah ada
Seperti pada hari ini membuka tirai
Masih tertampak kabut beku menyegarkan
Meski mentari akan menyapa dalam kehangatan,
Yang terpampang hanyalah jurang kehampaan
Pekat mengendap di dasar lelap, pada akhir tak tersebrangi
Doa yang terusik angin berisik
Hanya terdorong penguapan sendawa
Kekenyangan kosong kehidupan yang bolong
Terlewatkan siluet-siluet kebohongan
Terdekatkan bahasa-bahasa kesunyian
Telumatkan menjadi jiwa-jiwa yang terasing
Pekat mengendap di dasar gelap,
Termaklumatkan pada akhir tak teranggap lagi
Hanya ternyata mendekati...
Entah fakta menguliti,
Entah realita menduduki,
Entah sua yang mana lagi,
Karena ke semua terasingan, aku pergi...
Karena dunia yang terasing, aku terdapati...
Pada akhir tak terungkap lagi,
Dunia yang tak terlihati
Frankincense (Purwokerto, 26 Oktober 2017)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H