Anggap saja, hari esok hanya tiada
Karena hari itu memang tak pernah ada
Seperti pada hari ini membuka tirai
Masih tertampak kabut beku menyegarkan
Meski mentari akan menyapa dalam kehangatan,
Yang terpampang hanyalah jurang kehampaan
Pekat mengendap di dasar lelap, pada akhir tak tersebrangi
Doa yang terusik angin berisik
Hanya terdorong penguapan sendawa
Kekenyangan kosong kehidupan yang bolong
Terlewatkan siluet-siluet kebohongan