Mohon tunggu...
Franea
Franea Mohon Tunggu... Penerjemah - freelance

I was born to spread love

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Cicero, Makna Persahabatan

26 Oktober 2024   23:08 Diperbarui: 27 Oktober 2024   01:42 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

 Cicero menyatakan dengan indah bahwa persahabatan membuat keberhasilan lebih cemerlang dan kesulitan menjadi lebih ringan ketika dibagi. Ini adalah sebuah refleksi mendalam tentang kekuatan persahabatan dalam memberikan kenyamanan emosional dan kedamaian batin.

Di era Cicero, persahabatan juga dipandang sebagai landasan sosial yang kokoh. Ia meyakini bahwa persahabatan sejati hanya mungkin terjalin di antara orang-orang baik yang berbagi nilai moral dan kebajikan yang sama. "Persahabatan sejati hanya mungkin terjadi di antara orang-orang yang baik," tekannya. Sekaligus dia menegaskan bahwa karakter dan integritas, bukan keuntungan atau kepentingan sesaat, adalah komponen esensial yang menjadi pondasi hubungan yang kuat dan langgeng.

Dalam pandangan Cicero, kejujuran memegang peranan vital dalam persahabatan sejati. Ia menekankan bahwa seorang sahabat sejati adalah seseorang yang berani menyuarakan kebenaran, meski terkadang sulit untuk diterima. 

Kejujuran bukan sekadar tali pengikat dua hati, melainkan pondasi yang memungkinkan kedua pihak tumbuh dan berkembang bersama. Sebaliknya, kepalsuan, penjilatan, dan kepura-puraan justru menjadi racun yang dapat merusak esensi persahabatan itu sendiri.

Meskipun demikian, Cicero menyadari bahwa ujian persahabatan terberat datang pada saat-saat sulit. Seperti yang diungkapkan penulis Romawi kuno Ennius dalam "amicus certus in re incerta cernitur (seorang teman sejati terlihat pada saat situasi tidak pasti/sulit)", yang kemudian dipopulerkan oleh Cicero sendiri, dikatakan bahwa kita hanya bisa mengetahui siapa teman sejati kita ketika kita menghadapi kesulitan, karena mereka yang benar-benar peduli akan tetap di sisi kita saat itu.

 Ia percaya bahwa persahabatan yang benar harus mampu bertahan dalam kesulitan dan kegembiraan. Kita dapat melihat siapa yang benar-benar peduli dan setia mendampingi melalui tantangan dan kesulitan. Menurut Cicero, kesetiaan tanpa syarat inilah yang membuat persahabatan lebih hidup dan memperkuatnya.

Lebih jauh lagi, Cicero memandang persahabatan sebagai pilar penting dalam mempertahankan stabilitas sosial dan politik. Dalam konteks Republik Romawi yang tengah bergejolak, ia meyakini bahwa ikatan persahabatan yang kokoh di antara warga negara yang baik merupakan fondasi bagi masyarakat yang kuat. Melalui persahabatan, komunitas dapat saling mendukung dan menciptakan harmoni yang memperkuat tatanan sosial dan politik.

Meski demikian, Cicero menyadari bahwa ujian terberat persahabatan datang di masa-masa sulit. Ia percaya bahwa persahabatan sejati harus mampu bertahan bukan hanya dalam kegembiraan, tetapi juga dalam kesulitan. 

Melalui tantangan dan kesulitan, kita dapat melihat siapa yang benar-benar peduli dan setia mendampingi. Kesetiaan tanpa syarat inilah yang menurut Cicero memperkuat ikatan persahabatan dan membuat hidup lebih bermakna.

Di era digital seperti sekarang, pemikiran Cicero tentang persahabatan justru semakin relevan dan krusial. Ketika media sosial menawarkan kemudahan untuk terhubung dan berinteraksi, kita seringkali terjebak dalam ilusi kedekatan yang semu. 

Kata "teman" telah mengalami pergeseran makna. Dan sering digunakan untuk menggambarkan berbagai tingkat hubungan, mulai dari sekadar kenalan online hingga sahabat dekat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun