Mohon tunggu...
CeritaAndy
CeritaAndy Mohon Tunggu... profesional -

Seorang manusia biasa dengan hati yang luar biasa dan selalu ingin belajar akan segala sesuatu. Pribadi yang dapat menikmati hidup dengan berlibur, wisata kuliner, dan menulis. Menghargai hidup dengan selalu tersenyum, menikmati hidup dengan berbagi, dan menjadikan hidup lebih luar biasa dengan berpikir positif. Mensyukuri setiap berkat yang dianugerahkan oleh Sang Pencipta dan berusaha membagikannya tanpa pamrih.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Haruskah Menempatkan Orangtua Kita di Panti Werda?

9 Februari 2018   15:38 Diperbarui: 9 Februari 2018   15:46 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan ini hanyalah sebuah pertanyaan pada diri saya sendiri setelah menyaksikan dengan mata kepala sendiri akan kejadian yang membuat saya menjadi sangat sedih... Tidak masuk di akal sehat saya sebagai manusia, terlebih sebagai seorang anak. Mungkin bagi sebagian orang hal ini biasa saja, namun bagi saya apa yang akan saya tuangkan dalam tulisan ini merupakan sebuah tindakan bejat dari anak kepada orangtua mereka. Saya menulis ini karena masih membayangkan apa yang saya saksikan sendiri.

Semalam (08 Februari 2018) saat saya melintasi kawasan Penjaringan di Jakarta Utara, sebenarnya tidak sengaja untuk melintasi kawasan tersebut karena saya terjebak untuk mencari jalan lain guna menghindari kemacetan ibukota yang sangat luar biasa. Akhirnya di salah satu jalan (tepatnya Jl. Mazda 4) saya kaget melihat sebuah Panti Werda yang mempunyai bagunan sangat besar jika dibandingkan dengan Panti Werda lainnya yang pernah saya lihat, apalagi Panti Werda tersebut terletak di dalam jalan yang cukup kecil dan gelap, serta lumayan tersembunyi dari jalan besar menurut saya. 

Saya hendak memutar balik mobil saya tepat di depan Panti Werda tersebut karena lokasinya tepat diujung Jl. Mazda 4. Sangat kaget karena terdengar suara keras dan marah tepat di bagian dalam pagar, akhirnya saya menurunkan sedikit kaca jendela mobil karena ingin mendengarkan (dasar saya manusia "KEPO") apa yang sedang terjadi di balik pagar tinggi tersebut (saya dengan jelas melihat ke dalam pagar ada 3 orang petugas dan seorang Oma penghuni Panti Werda Santa Anna - nama Panti Werda tersebut).

Si Oma terlihat sudah berpakaian sangat rapih dan ingin keluar dari Panti Werda tersebut. Namun keinginan si Oma dihalau oleh 3 orang petugas. Jadi si Oma mungkin ingin "nyolong" keluar karena ada seorang petugas yang terlihat ingin keluar pagar. Saya mendengar si Oma dengan jelas mengatakan "Saya ingin pergi", "Apa salah saya?" "Mengapa saya tidak bisa pulang?" Namun salah seorang petugas wanita membentak si Oma dengan sangat keras (menurut saya terdengar sangat kasar) dan mereka memaksa si Oma untuk masuk dengan sedikit demi sedikit ditarik seperti seorang anak kecil. Jujur ketika mendengar dan melihat kejadian tersebut saya sangat sedih dan meneteskan sedikit airmata (mungkin menurut orang lain saya lebay, tapi ini refleks saya rasakan dan alami semalam). Ingin berbuat sesuatu namun saya tidak punya hak untuk itu.

Saya masih tidak habis pikir akan apa yang saya lihat semalam. Siapa yang salah? Si Oma, petugas Panti Werda, atau keluarga si Oma? Jujur saya sebagai anak tidak pernah terpikir dan berkeinginan untuk menempatkan orangtua saya pada sebuah Panti Werda. Apakah sebagai anak kita tidak ingin menjaga orangtua yang sudah membesarkan dengan penuh kasih sayang? Apakah kita terlalu sibuk sampai kita tidak bisa menjaga orangtua kita sendiri? Apakah kita sudah tidak memiliki hati atau kadar kasih sayang ke orangtua sudah berkurang?

Saya yakin mungkin banyak orang yang akan beranggapan bahwa dengan menempatkan orangtua pada Panti Werda karena mereka menyayangi orangtua mereka. Banyak orang akan memiliki alasan karena sibuk, tidak ada yang mengurus, tidak ada yang menemani, atau lain sebagainya. Perlu kita ingat bahwa sejak kecil sampai besar; orangtua senantiasa mendampingi, menyayangi dengan tulus, dan tidak pernah mengeluh dalam membesarkan dan merawat kita. Selelah apapun orangtua kita, mereka tidak pernah berhenti untuk menyayangi dan merawat kita dengan tulus. 

Apakah kita tidak sedih jika orangtua kita dibentak, dimarahi, bahkan dicaci maki oleh orang lain? Orangtua ingin melihat anak mereka sampai mereka menghembuskan nafas terakhir mereka. 

Bagi saya menempatkan orangtua pada sebuah Panti Werda adalah bentuk tindakan bejat terhadap orangtua yang tulus menyayangi kita sepenuh hati.

Apakah kita tidak ingin menemani orangtua kita sampai detik terakhir mereka bisa melihat kita?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun