Lalu malaikat itu berkata, "Cukup baik. Itu satu skor." Mendengar itu, hati sang guru sangat kecewa dan malaikat itu bertanya lagi, "Apa lagi yang lainnya?"
"Baiklah, saya menjadi anggota di beberapa perkumpulan dan bahkan menjadi ketua beberapa organisasi untuk kepentingan orang-orang miskin, ketua organisasi di dalam gereja, Â dan saya selalu membantu orang-orang susah.
Malaikat itu berkata, "Cepatlah ada yang lain lagi? Berapa banyak uang yang Anda kumpulkan untuk beramal dan membantu orang-orang miskin selama bertahun-tahun?"
Kemudian ia menjawab; "Mungkin sekitar 250 juta rupiah."
 "Tidak buruk", kata malaikat tersebut. "Itu satu skor lagi".
Sampai di sini, guru itu merasa diremehkan sama sekali, dan dia berpikir/bergumam sesuatu pada dirinya, dia mengatakan didalam hatinya seperti ini; "Kalau begini caranya, maka hanya dengan rahmat dan anugerah Allah lah saya dapat masuk ke dalamnya."
Tetapi malaikat itu tahu apa yang dipikirkan oleh guru tersebut. Ketika mendengar itu, malaikat berbalik kepadanya dan berkata. "Pada saat Anda meyakini hal itu, Anda telah mendapat seribu skor yang Anda perlukan.Â
Kalau Anda sungguh meyakini apa yang baru saja Anda katakan, Anda berhak masuk ke dalamnya. Karena surga itu merupakan pemberian cuma-cuma secara total, mutlak, dan murni dari Allah, dan itu telah dianugerahkan kepada semua orang yang percaya kepada-Nya.