akibat dari pemikiran Nihilisme:
Pernahkah kita sampai pada keadaan dimana kita meragukan eksistensi Tuhan atau kuasaNya? walaupun kita adalah orang beragama dan taat beribadah, pernahkah kita merasa bahwa Tuhan itu tidak ada? Pernahkah kita merasa hidup kita sia-sia, sangat lelah, dan tidak  mungkin menang dari jerat dosa? pernahkah kita begitu kosong dan kering sehingga tidak menginginkan apa pun sama sekali? Tidak ingin tidur, tidak ingin makan, tidak ingin melakukan apa pun. Inilah bentuk dari pengaruh pemikiran Nihilisme yang membuat kita semakin depresi dan merasa hampa.
3. Eksistensialisme
Filsafat Eksistensialisme adalah filsafat yang meninggikan sisi subjektivitas manusia. Eksistensialisme menyatakan bahwa manusia adalah penentu (meaning) dirinya sendiri. Seseorang dianggap berharga dan memiliki nilai yang tinggi hanya ketika dia bisa menentukan jalan bagi dirinya sendiri dan menjadi individu yang unik. Orang yang hanya bisa mengikuti mayoritas dan tidak memiliki identitas sendiri adalah orang rendah di mata filsafat eksistensialisme. Setiap manusia harus menjadi pencipta nilai dan bukan penganut nilai.
akibat dari pemikiran Eksistensialisme:
Pernahkah kita mendengar istilah "be yourself?" Ini adalah sebuah cetusan supaya masing-masing individu menjadi unik dan tidak mengikuti orang lain. Pernahkah kita melakukannya yaitu ingin eksis di depan orang lain lalu dengan munafik memalsukan segala tingkah laku kita? Pernahkah kita merasa diri hebat dan mau menentukan segala keputusan hidup sendiri tanpa mau melihat pertimbangan atau nasihat yang diberikan oleh orang lain (bahkan tidak mencari petunjuk Tuhan)? Pernahkah kita mengajar seseorang atau mengajar diri kita tentang nilai dari sesuatu dengan cara menghilangnnya? Bibit eksistensialisme sangat dekat dengan hidup kita sehari-hari, terutama pada kaum muda yang sedang mencari jati diri. Hal ini akan sangat berbahaya jika menjadikan diri kita sebagai pusat pengambilan keputusan tanpa meminta pertimbangan dari Tuhan.
4. New Age
Filsafat New Age adalah filsafat yang mengajarkan bahwa segala sesuatu adalah tuhan. Filsafat ini merupakan perkembangan dari filsafat Timur yaitu Pantheisme yang juga berpendapat bahwa alam semesta adalah tuhan. Kaum New Age menyembah semua tuhan tanpa mendiskriminasi satu pun tuhan dan menganggap realitas ultimat adalah ketika kita bisa melebur menjadi satu dengan tuhan dan seluruh alam semesta. Kesadaran kita sebagai individu dianggap sebagai sumber kejahatan, dan solusinya adalah dengan bersatu. Filsafat ini biasanya juga membawa semangat mau kembali kepada alam (back to nature), tetapi dengan tujuan bersatu dengan alam
akibat dari pemikiran New Age:
Dalam kehidupan sehari-hari, pernahkah kita mengenakan gelang-gelang magnet atau peralatan apa pun yang tidak jelas cara kerjanya dan percaya bahwa hal itu bisa menyembuhkan penyakit kita? Produk dari filsafat ini biasanya bermotif membuat kita menjadi lebih baik dengan menggunakan hal-hal alami.
Dalam kehidupan kekristenan, New Age telah mempengaruhi pemikiran setiap umat Tuhan. Mereka yang terpengaruh pemikiran New Age beranggapan bahwa kesadaran manusia menjadi satu dengan tuhan. Hal ini mengakibatkan hilangnya transendensi Tuhan yang kita sembah. Kemudian dampaknya adalah dalam hal ibadah, kita akan semau kita dan semanusiawi mungkin tanpa memikirkan lagi Tuhan adalah Tuhan yang suci, agung, tinggi, dan transenden. Sebagai contoh, gerakan karismatik/pentakosta adalah gerakan yang sebagian besar telah dipengaruhi oleh filsafat New Age. Ibadah cenderung dikaitkan dengan perasaan, bukan pada Tuhan dan firmanNya. "Apakah engkau merasa nyaman saat ibadah? Apakah engkau merasa bertemu dengan Tuhan? Apakah engkau memperoleh apa yang disebut manifestasi Roh Kudus sehingga tak sadarkan diri?" Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan contoh pertanyaan yang diutarakan berdasarkan pemikiran New Age. Pemikiran seperti ini dapat membuat ibadah yang sejati menjadi luntur dan rusak.