Desa Wonocolo sebagai daerah yang kaya sumberdaya minyak bumi memiliki banyak potensi untuk mengembangkan sektor perekonomiannya di bidang tersebut. Akan tetapi, potensi yang ada tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. Profesi masyarakat sebagai penambang dengan upah yang minim membuat mereka tidak dapat beralih profesi menjadi pemilik sumur karena keterbatasan modal, kondisi desa yang tandus, tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah membuat masyarakat tetap berada dibawah garis kemiskinan.
Berdasarkan latar belakang dari permasalahan tersebut, maka Kami Mahasiswa Geografi UM yang terdiri dari tiga orang mahasiswa dan satu dosen pendamping tergerak untuk mengadakan pemberdayaan masyarakat dengan memberikan pelatihan pengembangan inovasi motif batik Petroleum Geoheritage guna menuju eduwisata Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro. Adanya potensi Petroleum Geoheritage Wonocolo baik wisata alam migas dan sejarah geologi cocok dijadikan sebagai ide dalam pengembangan motif batik khas Wonocolo Bojonegoro.
Pelatihan pengembangan motif batik ini dilaksanakan pada tanggal 25-27 Agustus 2021 bertempat di Balaidesa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro. Pelatihan ini terdiri atas 2 tahap kegiatan.
Pertama, penyampaian rencana motif batik yang akan dibuat dengan mengambil tiga motif khas Wonocolo yakni minyak bumi diwakili dengan pumping jack (bor minyak), pegunungan karst, motif fauna purba seperti fosil stegodon (gajah purba). Kedua, pembuatan motif batik Petroleum Geoheritage.
Acara pelatihan ini berjalan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ketat dan diharapkan mampu mengedukasi para pembatik serta mengenalkan potensi Desa Wonocolo guna dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H