Mohon tunggu...
Francius Matu
Francius Matu Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pemerhati lingkungan pembenci kemunafikan dan pembenaran.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pernikahan Raffi-Gigi Pameran Super Hedonis

20 Oktober 2014   03:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:26 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1413726431791164742

Dalam suasana kehidupan mayoritas masyarakat Indonesia yang dirundung kesulitan. Kekeringan dimana-mana, kemiskinan menjadi persaksian setiap hari, semakin banyaknya masyarakat tidak memiliki tempat tinggal karena korban berbagai peristiwa kebakaran, selajutnya tekanan inflasi yang cukup besar membuat semua harga kebutuhan sehari-hari semakin meningkat tajam dan mahal tak terjangkau. Disitu pulalah terjadi sebuah pesta keluarga dalam acara penayangan dan pemberitaan prosesi pernikahan di TransTV yang super mewah dari sebuah pesta perkawinan dua selebritis terkenal Raffi Ahmad-Nagita Slavina (Raffi-Gigi) dalam durasi tayang yang tidak wajar. Semua reporter yang memberitakan mengesankan sebuah kemewahan yang super dengan penayangan detail dalam nilai-nilai dan nuansa super premium. Bahkan keluarga raja dan kesultanan Jogya bahkan pernikahan anak Presiden sekalipun tidak akan mampu menandinginya. Inilah pameran pernikahan Raffi-Gigi yang super hedonis dipamerkan berhari-hari diantara kehidupan masyarakat yang mengalami kesulitan hidup berkepanjangan. Diperkirakan nilai uang dalam acara pernikahan Rafi-Gigi menghabiskan uang kisaran sebesar Rp. 18 Milyar termasuk seponsor periklanannya. Inilah pernikahan yang dipamerkan dalam unjuk kesombongan dan kemewahan yang sangat berlebihan.

[caption id="attachment_329926" align="aligncenter" width="524" caption="Foto dari Tribunnews & TransTV"][/caption]

Tidak sedikit dari kita dan keluarga kita selama ini telah terjebak kedalam pola pelaksanaan pernikahan yang sangat mewah menelan biaya minimal Rp. 400 Juta dan maksimal sampai Rp. 15 M. Uang sebesar itu di habiskan hanya untuk membiayai total pelaksanaan pernikahan raja sehari yang hanya paling lama 1/2 hari sampai 3 hari 3 malam. Rasanya malu sekeluarga, jika seorang pengusaha atau pejabat Negara dan anggota parlemen atau keluarga berpunya, menikahkan anaknya dengan sangat sederhana. Inilah budaya pembunuhan pelaksanaan pesta pernikahan yang bersahaja dan menyemarakkan, mengagungkan pesta pernikahan yang sangat super mewah dan hedonis layaknya pesta raja-raja hedonis. Terkadang kita bangga dengan decak kagum orang lain yang mengatakan waow berapa duit kemewahan itu, gila, hotel tempat pestanya saja paling mewah. Semakin mahal biaya pesta pernikahan yang dilakukan dan dilangsungkan, akan semakin banggalah semua sanak keluarga. Terlihat dalam kehidupan masyarakat kita telah terbudaya pelaksanaan pesta pernikahan yang sangat mewah.

Dalam kemewahan pesta perkawinan seperti inilah (Raffi-Gigi), terselip bisnis besar wedding organizer (WO) yang menempel numpang tenar sehingga setiap keluarga berpunya yang memiliki anak gadis ingin di laksanakan oleh WO yang sama tadi, maka naiklah harga/tarif WO tersebut karena diperebutkan oleh banyak keluarga sehingga memiliki daftar tunggu yang cukup panjang. Adalah merupakan kebanggaan setiap keluarga karena dilaksanakan oleh WO terkenal. Selanjutnya tempat atau Hotel atau Gedung pernikahanpun menjadi bagian yang turut dipromosikan sehingga tempat pernikahan ini mendapatkan pelanggan yang memiliki daftar tunggu yang cukup panjang juga.

Sekarang kita bertanya, mengapa dua perusahaan TV mau meliput secara langsung dan berkepanjangan acara pernikahan Raffi-Gigi sehingga banyak acara dikorbankan dalam beberapa hari tidak ditayangkan atau batal tayang. Hal ini terjadi karena ada misi atau agenda terselubung dari pihak tertentu untuk melanggengkan persaingan dan perseteruan kemewahan yang tidak disadari diantara para keluarga selebritis agar mau mengikuti lebih hebat lagi dari acaranya Raffi-Gigi. Selajutnya agar keluarga berpunya di seluruh wilayah daerah Indonesia juga terpengaruh dan tetap melanggengkan gaya kemewahan dalam setiap acara pernikahan dan perkawinan dilangsungkan. Semua ini merupakan upaya pihak tertentu untuk menguras kekayaan dari pihak berpunya untuk hal yang sangat konsumtif kemewahan sehingga tabungan masyarakat menengah atas mengecil selajutnya untuk mempersempit serta menghilangkan kemampuan investasi produktif masyarakat. Promosi hedonis acara pernikahan dan perkawinan Raffi-Gigi adalah kehendak para kapitalis minoritas dalam negeri yang ada dibelakang kepemilikan perusahaan TV agar pola hidup mewah yang hedonis terus berlangsung dan terpelihara menjadi budaya didalam masyarakat kita. Sehingga budaya hemat dan sederhana menjadi ajang penghinaan masyarakat.

Saya pernah menyaksikan perdebatan sengit didalam sebuah keluarga, yang bersitegang dalam tuntutan seorang anak putri yang akan menikah dalam waktu dekat dan mereka sekeluarga berdebat sengit dan tegang untuk menentukan pola pelaksanaan pesta perkawinan yang lebih mewah dari kakaknya yang pernah dinikahkan oleh kedua orang tuanya. Padahal ketika itu posisi keuangan orang tuanya dalam posisi tidak mampu bayar. Akhirnya disepakati untuk meminjam uang ke sebuah Bank dengan jaminan sertifikat rumah. Begitulah interaksi dan dinamisasi dikalangan para keluarga Indonesia dalam hal pelaksanaan pesta perkawinan yang cenderung terbiasa dengan unjuk kekayaan dan pamer kemewahan yang super hedonis. Pesta perkawinan bagi sebagian kelompok masyarakat kita, cenderung memaksakan diri agar pelaksanaan perkawinan dan pernikahan dilangsungkan semewah mungkin dan ingin mengalahkan kemewahan dari keluarga lainnya yang pernah berlangsung.


Malah ada keluarga yang melaksanakan acara pernikahan, memperhitungkan untung rugi yaitu biaya yang telah dikeluarkan harus kembali dari jumlah dana yang masuk dari bingkisan amplop para undangan. Makanya undangan dibuat sebanyak mungkin agar tamu banyak yang datang dan mau menyumbangkan sejumlah uang tertentu, dibuatlah berbagai acara yang berkesan sangat mewah.

Penulis sangat berharap kepada semua keluarga mampu dan sangat mampu, empatilah kepada kehidupan mayoritas masyarakat Indonesia yang sedang mengalami keprihatinan hidup. Janganlah memamerkan kemewahan bersifat hedonis. Jika ada hajat besar dalam bentuk pernikahan dan perkawinan seorang anak gadis bertindaklah lebih arif untuk kembali melaksanakan perkawinan dan pernikahan yang khidmad namun sederhana berkualitas. Berilah pendidikan kepada para anak-anak kita agar mampu merombak kebiasaan seperti sekarang yang hanya memamerkan kekayaan dan kemewahan kepada sikap yang lebih empati kepada kehidupan mayoritas masyarakat kita yaitu kembali membudayakan pernikahan yang sederhana, khidmad tercapai sasaran utama seperti yang dilaksanakan oleh masyarakat dinegara maju lainnya yang sangat sederhana ketika ada  acara pernikahan dan perkawinan berlangsung. Yang terpenting pada hakikat pernikahan/perkawinan adalah mendapatkan keturunan dan keturunan itu bisa kita didik menjadi manusia yang berTaqwa dan bermafaat bagi manusia, agama dan lingkungan. Sudah sepantasnya KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) menindak pihak TransTV sesuai sanksi yang dilanggar dan tidak hanya sebagai teguran saja. (Francius Matu)

Mana Kehebatan Indonesia Hebat ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun