Mohon tunggu...
Francius Matu
Francius Matu Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pemerhati lingkungan pembenci kemunafikan dan pembenaran.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ada Apa dengan Admin Kompasiana tentang Klarifikasi Lukas Enembe?

22 Oktober 2016   08:53 Diperbarui: 22 Oktober 2016   10:08 1508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika penulis beberapa kali menampilkan tulisan yang berkaitan dengan klarifikasi Gubernur Papua Lukas Enembe yang penulis kaitkan dengan beberapa tulisan K’ner pendukung buta Ahok, tulisan tersebut hanya beberapa saat tayang yang sempat dengan puluhan pembaca, tulisan tersebut tidak berumur panjang, langsung di hukum tewas dengan alasan klasik oleh admin Kompasiana.

Selanjutnya penulis mengambil penggalan tulisan mengenai klarifikasi Lukas Enembe dan masuk didalam sebuah komentar tulisan K’ner pendukung buta Ahok, ternyata secara diam diam dan lancang admin Kompasiana menghapus komentar saya yang berisi klarifikasi Lukas Enembe tersebut. Sehingga si pendukung buta bertanya pada komentarnya seolah olah penulis yang sengaja menghapus sendiri komentar tersebut. Kelihatannya admin Kompasiana  sangat trauma dengan klarifikasi Gubernur Papua itu. Ada apa dengan admin K terhadap keterangan klarifikasi Lukas Enembe terhadap ancaman Papua Merdeka yang dikaitkan dengan penghinaan Ahok terhadap Islam ? Seharusnya admin Kompasiana bisa menyampaikan informasi yang berimbang sehingga masyarakat pembaca menerima serta mendapatkan keadilan serta penilaian atas pemberitaan yang benar.

Kalimat abal abal yang dimanfaatkan K’ner pendukung buta itu (“Buntut Kisruh Ahok dan Surat Al Maidah Papua Minta Merdeka”) adalah dikatakan sebagai perkataan sebenarnya dari Gubernur Lukas Enembe (inilah kalimat BOHONG yang DIREKAYASA media abal-abal oleh K’ner sok cerdas itu padahal sebaliknya dan dijadikan sebagai sumber bahasan) :

“Kalau Non Muslim tidak boleh jadi Gubernur DKI atau Presiden Indonesia maka biarkan Papua Melanesia Merdeka. Beliau mengkritik politisi kekinian yang menjual ayat agama untuk kepentingan kekuasaan. Makan hasil alam nusantara ini bukan hasil dari ARAB atau Timur Tengah, nanti Utang negara suru Timur tengah yang lunasin, mereka tiap hari hanya urus perang saudara, indonesia juga mau nyusul timur tengah."

Membaca Media on-line Republika, Gubernur Papua membantah bahwa kalimat yang dikatakan sebagai perkataan Lukas Enembe adalah sebuah berita bohong soal mendukung Ahok untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta. Gubernur Papua Lukas Enembe menyatakan, ia tidak pernah mencampuri urusan daerah lain apalagi DKI Jakarta untuk dukung Ahok. Klarifikasi Gubernur Papua Lukas Enembe adalah :

“Gubernur Papua Lukas Enembe Bantah Berita Bohong Soal Dukung Ahok” :

"Saya perlu sampaikan kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya kepada masyarakat DKI dan masyarakat Papua bahwa saya sama sekali tidak pernah memberikan pendapat atau pernyataan berkaitan dengan Pilkada DKI. Saya tidak punya waktu untuk mengurusi soal provinsi lain, apalagi soal DKI yang tentunya punya karakter permasalahan yang jauh berbeda dengan Papua. Saya hanya ingin fokus bagaimana caranya membangun Papua menjadi lebih baik. Makanya saya tidak akan berhenti berjuang untuk melakukan perubahan terhadap Undang-undang No 21 tahun 2001, karena kunci menuju kesejahteraan rakyat Papua adalah dengan melakukan perubahan Undang-undang tersebut. Jadi, sekali lagi saya tegaskan bahwa saya, Lukas Enembe, Gubernur Provinsi Papua tidak pernah sama sekali memberikan pernyataan seperti yang berkembang saat ini berkaitan dengan Pilkada DKI. Ini adalah kerjaan orang-orang yang tidak senang dengan apa yang telah kami capai di Papua dan mencoba memecah belah kami dengan saudara-saudara kami yang lain di tanah air Indonesia yang sangat kami cintai. Katanya dalam siaran pers yang diterima Antara di Kota Jayapura, Papua, Selasa (18/10).

Seharusnya dengan terungkapnya berbagai tulisan bohong dari sebagian para pendukung Ahok dan mengutip dari sumber yang tidak benar alias sumber abal abal, seharusnya mereka memiliki rasa malu dan malu itu merupakan bagian dari budi pekerti dan keimanan mereka. Pada kenyataannya sebagian mereka para pendukung dan penjilat Ahok, ternyata tidak memiliki rasa malu begitu juga admin K yang sangat memihak dan sepihak. (Francius Matu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun