Sangat terasa bahwa Kompasiana diarahkan serta sangat dikendalikan untuk kepentingan Politik dari pihak tertentu. Ada beberapa penulis yang sesungguhnya isi tulisannya sangat tendensius untuk kepentingan tertentu (kepentingan politik pencitraan Ahok) dan bahkan sangat menghina golongan tertentu yang mengandung SARA, dibiarkan saja tulisan itu tanpa dihapus. Lalu ada penulis yang berusaha untuk mengimbangi tulisan tersebut yang tentu berlawanan dengan arah politik sipenulis yang tendensius SARA itu, maka tulisan tersebut kandas ditangan hak pembelokiran admin Kompasiana. Inikah refleksi pemahaman demokrasi yang kalian pikirkan serta wujudkan ?
Kita bersama telah menyaksikan ketidak cerdasan dari tim Kompasiana yang dangkal demokrasi serta dangkal wawasan yang sangat membelenggu kebebasan menulis dari para K’ner. Untuk apa kalimat yang diusung admin Kompasiana yang selalu tertulis dibawah setiap tulisan sebagai tameng sifat pengecut dengan kalimat “KOMPASIANA ADALAH MEDIA WARGA, SETIAP KONTEN DIBUAT OLEH DAN MENJADI TANGGUNGJAWAB PENULIS”.
Artinya, kompasiana sebenarnya tidak terlalu berat terhadap beban hukum yang seandainya sebuah tulisan berisi hal hal pelanggaran ketentuan kepada pihak lain yang tentu akan ditanggung sendiri oleh penulis bukan Kompasiana, karena Kompasiana sudah mengelak buang badan secara tuntutan hukum dengan kalimat tersebut.
Saya melihat, bahwa para penulis di Kompasiana ini adalah para sosok penulis yang hanya dimanfaatkan saja oleh admin Kompasiana tanpa rasa malu bagaikan sapi perahan yang diperlakukan kepada semua penulis demi kepentingan arah dan kehendak politik tertentu yang akan dicapai oleh kelompok manajemen Kompasiana. Jangan sok demokratislah Kompasiana.
Dengan kejadian pemblokiran tulisan saya, kini dan kedepan saya akan sangat jarang menulis di Kompasiana. Terima kasih atas beberapa tulisan saya yang masih berkenan terpampang di Kompasiana. Semoga para admin Kompasiana dapat berubah pola pikirnya kearah budaya keseimbangan informasi dan tidak bersifat sepihak saja demi kepentingan mutlak nafsu birahi politik tertentu pihak Kompasiana yang sangat murahan itu. (K'ner)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H