Mohon tunggu...
Francius Matu
Francius Matu Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pemerhati lingkungan pembenci kemunafikan dan pembenaran.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Banyak Pemerkosaan di Indonesia

21 Mei 2016   12:10 Diperbarui: 21 Mei 2016   12:30 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak contoh yang diberikan oleh para pejabat Negara yang suka memperkosa Negara dengan cara melakukan KORUPSI serta berbagai manipulasi lainnya yang sangat merugikan masyarakat banyak. Malah perlakukan pemerkosaan kepada Negara yang dilakukan oleh para pejabat Negara berlangsung pada periode yang sangat panjang hingga saat ini. 

Semua kejadian disaksikan dan diberitakan oleh beberapa media serta dilihat dan didengar oleh banyak orang. Dibenak mereka para rakyat adalah, Negara saja diperkosa oleh para pejabat Negara dan penegakan hukum juga bisa diatur dan dibayar. Akibatnya kewibawaan hukum apalagi kepatuhan hukum serta kepastian hukum tidak ada.

Pendidikan yang berjalan di Indonesia, berlangsung dengan proses yang seolah olah mendidik anak bangsa Indonesia padahal sebenarnya hanya berjalan sekedar menjalankan pendidikan dimana UUD 1945 mengamanatkannya. Pendidikan di Indonesia berjalan secara tidak serius untuk mampu mencetak anak bangsa yang terdidik baik dan bermoral baik serta yang terpenting adalah beriman dan berkemampuan teknologi secara baik. Para guru adalah terdiri dari orang orang yang hanya menjalankan pengajaran kepada anak didiknya dan cenderung memanfaatkan wadah pendidikan menjadi ajang pendapatan pribadi mereka. Contoh : banyak buku berbagai jenis, dan peralatan sekolah wajib dibeli anak didik (siswa/i), termasuk rekreasi tidak penting yang dipaksakan sehingga sangat memberatkan para orang tua murid. Dipemikiran para orang tua, ini semua adalah cara cara kotor para sebagian oknum guru yang hanya untuk memanfaatkan pendapatan tambahan pribadi mereka secara melawan ketentuan yang berlaku.   

Dampak kerusakan moral yang terjadi di Negara Barat karena KETIDAK MAMPUAN serta KEGAGALAN IDEOLOGI leluhur Barat (kitab ideologi karangan manusia) secara turun temurun yang terjadi diberbagai Negara Barat, sehingga terjadi kerusakan moral yang sangat parah serta berat dan runyam di berbagai Negara Barat. 

Puncaknya adalah banyak masyarakat Barat yang sekarang tidak ber-AGAMA (Atheisme) sehingga semua kerusakan moral mereka ekspose di berbagai media on line dunia. Akibatnya kerusakan moral Barat yang bisa ditonton (kehidupan LGBT, Atheisme) dapat dilihat oleh para generasi muda di Indonesia sebagai dampak negatif dari keberadaan alat teknologi komunikasi android yang bisa dibeli para generasi muda dan anak anak kita dampaknya adalah kerusakan moral Barat dapat ditonton secara mudah oleh generasi muda Indonesia tanpa ada sensor pendampingan dan bimbingan para orang tua kepada mereka. Selanjutnya Pemerintah lambat untuk mengantisipasi pendidikan untuk memperbaikinya. 

Para orang tua di Indonesia banyak yang sibuk dengan waktunya tersita untuk mendapatkan biaya kehidupan kesehariannya atas dampak dari perlemahan ekonomi Nasional Indonesia yang sangat melemah sebagai akibat dari kenaikan harga BBM yang sangat tinggi pada keputusan kepemimpinan Jokowi yang salah, sehingga mempengaruhi tingginya beban biaya hidup sebagian besar rakyat Indonesia. 

Hingga saat ini, penurunan harga BBM tidak ada pengaruhnya sama sekali dengan tingkat biaya hidup yang sangat tinggi sekarang ini (nilai tukar rupiah yang terus melemah). Akibat semua ini, pendampingan dan nasihat kepada para anak anak Indonesia terabaikan, akibatnya para anak anak dididik Indonesia oleh media informasi Hp android yang berisi aneka content budaya kerusakan masyarakat Barat yang dapat dilihat dan dicontoh. Pendampingan dan pelajaran Agama, Budi pekerti, Pancasila untuk memperkuat Iman para anak anak Indonesia tidak tercapai dan menghunjam. Para anak anak Indonesia diberbagai wilayah NKRI, tidak mendapatkan pendidikan IMAN YANG KUAT (Mendominankan pengaruh aura KEILAHIAN-KETUHANAN sehingga menjadi perilaku).

Karena lemahnya budaya KEIMANAN pada anak anak kita saat ini, yang ada adalah DOMINANSI aura KESETANAN, KEIBLISAN, nilai nilai Barat yang rusak, sehingga berakibat melahirkan perilaku negatif dan menyimpang, perilaku bejad, yang sesuai dengan perilaku para Setan dan Iblis serta Kebinatangan.

Semua ini bisa terjadi karena adanya dominansi pendidikan informal dari/melalui peralatan Hp yang bisa menampilkan pendidikan multi media audio visual dimana dominansi pendidikan ke-Ilahian yang seharusnya ditanamkan kepada diri sanubari para anak anak Indonesia tidak tercapai. Oleh karena itu seluruh pihak yang berwenang termasuk seluruh organisasi dan komunitas moral di Indonesia segera turun tangan untuk memperbaiki kerusakan moral bangsa yang sangat mencekam akhir akhir ini. Yang terjadi di Indonesia saat ini adalah PEMISKINAN dalam arti luas. (Francius Matu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun