Â
Banyak di Kompasiana ini, orang yang mempresentasikan dirinya sebagai penjilat pantat diselangkang paling kotor orang yang dia jilat. Kemampuan tulisannya, dimanfaatkan semata hanya bagaimana menjilat paling nyata sehingga orang yang dia jilat dan lingkungan orang yang suka dijilat itu mendapat perhatian mereka sehingga bisa diajak makan minimal di Istana Negara dan bisa berselfi ria dengan orang yang dijilatnya. Sintingnya ternyata si penjilat ini suka juga nampangin foto bersamanya dengan penjilat dan yang dijilat. Ada lagi si penjilat specialis selangkang paling kotor, dia menjilat dengan tulisan yang terus membela orang yang dia jilat walaupun orang itu membuat sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan kehendak rakyat dan hanya pencitraan saja. Malah si penulis penjilat ini, memperlihatkan tulisan paling sintingnya yang sebenarnya membusukkan dirinya dan memburukkan jati dirinya dengan menuduh orang lain yang berpikiran rasional dan menilai secara nyata sebagai orang-orang sinting yang lebih sinting dari dirinya. Lucu yaaa……. orang sesungguhnya sinting, menhujat orang waras dengan sinting. Memang selama ini, hanya orang gila yang tidak waras alias sinting saja yang mengatakan orang waras adalah orang gila, malah dokternya yang mengobatinya disebut juga orang gila dari si sinting itu.
Biasanya hanya orang sinting yang merasa dirinya paling normal dan orang yang dia tidak sukai sebagai orang sinting dan inilah orang sinting yang sesungguhnya. Hebatnya, tulisan orang sinting ini mendapatkan penghargaan komentar dan perhatian dari kebanyakan orang-orang sinting juga sebagai kelompok dan komunitas orang-orang sinting (para pesinting). Sungguh nyata terlihat, kalau ada tulisan sinting, maka para pesinting bergerombol untuk mendukung tulisan sinting itu, sehingga bisa memancing pembaca yang tidak sinting menjadi agak sinting komentarnya.
Para pesinting, biasanya suka bergerombol dalam mendukung tulisan sinting yang menjilat walaupun jilatannya kepada kotoran yang paling kotor. Inilah nafsu sinting dari para pesinting kotoran paling kotor dianggap makanan paling enak sedunia. Mereka para pesinting, yang sudah sinting lalu dirasuk pula dengan makhluk astral yang sinting juga, sehingga lengkaplah kesintingan mereka.
Orang sinting bisanya mengaku paling pintar sedunia, dan ngaku sebagai analis serba bisa danatau pakar serba tahu, padahal adalah orang paling bodoh dan sinting sontoloyo. Tulisan sinting seperti itulah yang selalu disajikan di Kompasiana ini dan selalu mendapatkan dukungan dari para admin. Mungkin target mereka agar masyarakat luas ikut-ikutan sinting yang tidak akan bisa lagi menilai sesuatu itu benar-benar objektif atau subjektif. Pokoknya apa yang dilakukan orang yang telah mereka dewakan dan pertuhankan, tidak pernah salah layaknya sebagai malaikat atau tuhan berwujud manusia. Jika ada manusia yang menghujat tuhan mereka yang seburuk apapun, maka mereka akan mengatakan kita yang waras ini sebagai orang orang sinting.
Saya katakan, bahwa hanya orang gila yang tidak waras alias sinting saja yang mengatakan orang waras adalah orang gila, malah dokternya yang mengobatinya disebut juga orang gila dari si sinting itu. Banyak dari para penjilat yang disebut sebagai relawan, yang sekarang mendapatkan kedudukan di BUMN dan mereka membagi-bagi kekuasaan dalam tawa-tiwi mereka didepan mata rakyat yang sedang menderita dan menangis kemiskinan. Inikah revolusi mental ???, inikah restorasi Indonesia ???, inikah kerja3x bersih Indonesia ??? , inikah Indonesia hebat ??? Oleh karena itu, dari tulisan mereka seperti itu, kita bisa menilai mereka itu ternyata dari kelompok pesinting yang sesugguhnya. (Francius Matu)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H