PUISI-Bisu
Aku memang bisu di setiap pertemuan yang tak diduga                     Inilah  dosa pertama bagiku dalam menyelami lautan asmara        Â
Ayat-ayat cinta telah ku tulis penuh dengan gumam asmara dalam kertas putih tak bernoda
Jejak-jejak yang pernah kutemui dalam belantara luas telah ku satukan dalam prosa berirama termasuk dirimu yang merupakan titipan sang dewi             Â
Rangkaian bait-bait cinta telah ku tuangkan dalam suratan pengharapan Diatas bumi yang ku pijak yakni bumi kepastian
Nada-nada pelepas enggan terus mengiringiku disaat sedang berkontemplasi dalam ruang kalbu
Kuhabiskan waktuku dengan lembaran kertas dalam rumah tua ini sembari menanti balasanÂ
Aku kecewa...
Dalam akhir kisah perjuanganku mencapai singgasana suci berakhir pilu
Semua tak seindah harapku dalam suratan yang berlalu
Engkau telah menghabiskan waktu dalam usahamu yang ternyata sama dengankuÂ
Kita terlarut dalam penantian panjang yang berujung tanpa kepastian
Pikiranku terus menjajahku dengan siksa-siksa batin yang tak dapat lagi lepas dari kepingan kenanganÂ
Hadirmu telah menjadi candu yang meracuni sel-sel dalam tubuhku di usia yang telah senja ini.
Kefamenanu,06/08/2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H