Waktu rasanya berjalan begitu cepat. Tanpa terasa kita sudah berada di penghujung tahun 2021. Hanya dalam hitungan bulan kita akan memasuki tahun baru 2022.
Bagi kita umat katolik, sebelum memasuki tahun baru ada satu perayaan yang kita nanti-nantikan kedatangannya. Yakni, Hari Raya Natal. Namun sebelum sampai pada perayaan Natal, kita diajak untuk terlebih dahulu mempersiapkan diri kita agar layak menyambut kedatangan Sang Juruselamat dunia di tengah-tengah kita.
Masa bagi kita untuk mempersiapkan diri tersebut ialah Masa Adven, yang akan berlangsung selama empat pekan. Hari ini Minggu, 28 November 2021, masa persiapan dan penantian tersebut kita awali masih di tengah situasi pandemi Covid-19 yang belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Sebuah situasi yang bisa saja membawa kita pada jurang keputusasaan. Namun sebagai orang beriman, kita diingatkan untuk jangan sampai kehilangan harapan. Justru di tengah situasi yang sulit ini menjadi kesempatan bagi kita untuk bersaksi tentang Yesus Kristus, Sang Raja Damai yang akan datang itu.
***
Sosok yang bisa kita jadikan sebagai teladan dalam bersaksi selama masa Adven ini ialah Yohanes Pembaptis. Ingat masa Adven kita ingat akan sosok Yohanes Pembaptis. Dia memainkan peran yang sangat penting dalam mempersiapkan kedatangan Tuhan.
Bukan dengan mempersiapkan ruangan, mendekorasinya seindah mungkin, melainkan dengan mempersiapkan ruang hati banyak orang agar siap dan layak menyambut Dia yang akan datang. "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu" (Markus 1:4). Begitulah ia berseru-seru di padang gurun.
Sebagai seorang utusan yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan, Yohanes Pembaptis menyadari betul apa yang menjadi tugas perutusannya. Kepada orang-orang yang datang kepadanya Yohanes menegaskan bahwa dirinya bukan Mesias, bukan Elia, bukan juga nabi yang akan datang, melainkan hanya orang yang berseru-seru di padang gurun menghimbau agar jalan bagi Tuhan diluruskan (Yohanes 1: 19-23).
Juga tegas-tegas ia menyatakan dirinya tidak pantas melepas tali sandal Dia yang bakal datang. "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak" (Markus 1:7)
Dengan perkataannya itu, Yohanes Pembaptis merasa tidak patut menjalankan urusan yang menjadi hak Dia yang akan datang itu. Tugasnya hanya satu, yakni meingingatkan orang banyak untuk hidup bersih menyongsong Dia yang akan datang.