Mohon tunggu...
Francisca YoanaSani
Francisca YoanaSani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga

saya tertarik dengan bidang edukasi dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pemanfaatan Kertas Bekas yang Lebih Baik dari Sekedar Bungkus Gorengan

30 Desember 2024   07:00 Diperbarui: 30 Desember 2024   08:14 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sampah kertas oleh Annie Spratt di Unplash.com

Anda semua pasti pernah makan gorengan yang dijual di pinggiran jalan oleh para pedagang kaki lima, bukan? Jika tidak, anda kuat sekali dalam menahan godaan makanan tersebut. Biasanya makanan tersebut disajikan dalam bungkusan kertas yang jika anda amati itu adalah kertas bekas yang sudah tidak lagi terpakai. Coba, kertas bekas apa yang pernah anda temukan dalam sepanjang anda membeli gorengan? Kertas bekas ujian sekolah dasar kah? Kertas bekas laporan kah? Sangat beragam. Tapi, bukankah itu berbahaya jika kita memakan gorengan tersebut menggunakan kertas bekas itu? 

Mungkin para pedagang berpikir menggunakan kertas bekas itu lebih hemat dan praktis. Selain itu juga mereka mungkin menganggap bahwa pemanfaatan kertas bekas juga bisa berkontribusi dalam pengurangan sampah kertas. Perlu diakui bahwa pengedukasian penggunaan kertas bekas sebagai bungkus makanan terutama gorengan itu berbahaya masih minim, maka edukasi peringatan hal ini bagi masyarakat sangat diperlukan.

Pembuatan kertas juga sangat memilukan hati saya, begitu banyak pohon yang ditebang hanya untuk membuat kertas-kertas yang sekali pakai langsung dibuang atau bahkan dijadikan bungkus gorengan tadi. Bagus jika penerapan reboisasi atau menanam kembali pohon yang sudah ditebang tadi, tapi tetap saja tidak akan mengembalikan hutan yang benar-benar sehat untuk menjadi paru-paru dunia. Pohon yang alami tumbuh dengan sehat itu kita hancurkan untuk hal ini.

Memang sampah kertas tidak memiliki dampak sebesar sampah plastik yang membutuhkan waktu lama diuraikan, tapi perlu kita ambil tindakan dalam membasmi sampah yang berlebih apapun jenisnya. Saya ingin anda sekalian benar-benar bisa membuka pandangan dan terbuka dengan keadaan lingkungan kita sekarang. Kondisi lingkungan kita benar-benar memprihatinkan sekarang ini, adanya pemanasan global yang semakin hari melelehkan gunung es di kutub, polusi udara yang menyebabkan berbagai penyakit pernapasan, timbunan sampah-sampah yang menggunung, dan masih banyak lagi hal yang harus menjadi titik fokus kita. Jangan menjadi tidak peduli dan merasa bahwa orang lain saja yang bergerak untuk menyelesaikan permasalahan ini, enak sekali! Anda hidup di bumi haruslah turut serta dalam perawatan bumi ini, orang lain bukanlah babu anda untuk menciptakan lingkungan menjadi bersih, jangan hanya tau cara mengotori dan merusaknya saja.

Kertas membutuhkan waktu penguraian yang cukup cepat dibandingkan jenis sampah lainnya, hanya saja keadaan sampah kertas yang berlebih tentu membuat saya geram. Selain mengotori lingkungan yang seharusnya asri, saya selalu berpikir berapa banyak pohon yang telah ditebang untuk pembuatan kertas-kertas ini? Bukankah gila pohon di hutan-hutan itu kita tebang? Kita butuh pohon-pohon di hutan itu untuk menjadi paru-paru dunia! Lagi, pohon itu adalah tempat tinggal hewan-hewan liar yang perlu hidup. Saya juga berpikir apakah perusahaan-perusahaan kertas yang ada di dunia ini melakukan reboisasi terhadap pohon-pohon yang sudah mereka tebang? Hutan itu milik bersama, bukan milik pribadi seorang individu! Pohon sudah bekerja dengan baik sebagai mestinya menyediakan oksigen bagi manusia, bahkan memberikan dampak baik bagi udara agar tetap bersih. Lho, kenapa ditebang untuk dijadikan bungkus gorengan tadi?

Bukan hanya tempat tinggal bagi para manusia saja lingkungan ini diciptakan, tumbuhan dan hewan juga turut berpartisipasi untuk tinggal di dalamnya. Sadarkah anda sekalian bahwa banyak sekali flora dan fauna yang sudah punah yang sebagian besar penyebabnya adalah manusia? Tidakkah anda semua merasa bersalah akan hal itu? Kita semua adalah makhluk berakal budi, jangan samakan dengan flora dan fauna yang tidak memiliki kelebihan yang dimiliki manusia. Jangan menunggu hewan dan tumbuhan memiliki kesadaran sendiri untuk mendaur ulang sampah dan menanam pohon sendiri.

Hal yang perlu saya tekankan adalah sampah kertas memang tidak sebanyak sampah plastik yang sulit terurai, tapi tidak sebanyak itu tentu sejujurnya banyak. Saya hanya ingin anda bisa berpikir berkali-kali lipat dalam menggunakan kertas. Layaknya air dan listrik, penggunaan kertas perlu dihemat juga. Saya harap anda memikirkan pohon yang ditebang saat anda print diatas kertas atau merobek kertas atau membungkus gorengan. Saya harap edukasi pendauran ulang sampah khususnya kertas bisa dikenal oleh banyak masyarakat. Sayang sekali, padahal hal tersebut bisa menjadi bahan berbisnis jika anda kreatif. 

Saya yakin ide-ide manusia akan terus berkembang dan saya mengharapkan ide tersebut dapat bermanfaat bagi lingkungan juga. Pendauran ulang sampah-sampah saya harapkan bisa menjadi ide utama di masa yang akan datang untuk menciptakan lingkungan bersih dan sehat yang kita impikan. Saya pernah menerapkan program sosialisasi pengedukasian cara membuat kertas daur ulang dari sampah kertas bekas yang sudah tidak terpakai tersebut kepada anak-anak salah satu sekolah dasar di Kota Surabaya  dan juga pernah menjual berbagai macam produk yang terbuat dari kertas daur ulang. Tapi melakukan pekerjaan tersebut sendiri rasanya tidak mampu mengalahkan konsumen kertas yang ada banyak sekali jumlahnya. 

Apakah saya dan anda sedang hidup dalam kebiasaan menyangkal suatu kenyataan? Kenapa kita berusaha untuk melupakan sesuatu yang sudah kita sadari itu? Kita tidak seharusnya hidup dengan terbiasa dengan keadaan lingkungan yang perlahan hancur seiring bertambahnya waktu berjalan, kita harus sadar jika kita hidup dalam sebuah ancaman! Hal yang harus kita lakukan hanyalah sesederhana mengatasi permasalahan lingkungan ini perlahan. Sadarlah dan jangan mencoba menyangkal pikiran kepedulian yang anda dapat!

Saya tidak tau kemana sikap kepedulian umat manusia sekarang ini, kenapa jadi mengandalkan orang lain? Ayo mulai dari diri anda sendiri! Apa yang kalian ragukan dari sikap peduli lingkungan ini? Generasi penerus akan terus berlanjut, tapi dimana mereka akan tinggal jika keadaan bumi kita hancur seperti ini? Siapa yang harus kita salahkan jika bumi benar-benar rusak dan tidak layak dihuni? Bumi itu hanya ada satu, disinilah rumah saya dan juga rumah anda semua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun