limbah organik yang diubah menjadi eco enzyme didampingi oleh Ir. Herry Susanto, M.P. selaku dosen fakultas pertanian Universitas Lampung di Desa Bumi Jaya, Kec. Candipuro.
Mahasiswa KKN Unila 2024 melakukan sosialisasiKegiatan ini diselenggarakan di balai Desa Bumi Jaya yang bertujuan agar masyarakat desa Bumi Jaya menyadari pentingnya menggunakan produk ramah lingkungan yang dapat mengurangi produk kimia yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan masyarakat menjadi lebih mandiri dalam menjaga lingkungan sekitar mereka yang dapat menyebabkan efek rumah kaca dengan melakukan pemanfaatan limbah organik yang masih segar dari dapur yang difermentasi selama 3 bulan.
Francisca Shanti, selaku penanggung jawab dari kegiatan tersebut menyampaikan "Harapan saya, dengan adanya sosialisasi dan pembuatan eco enzyme ini masyarakat dapat memanfaatkan limbah organik untuk mengurangi sampah yang ada di bumi dan lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan mengurangi penggunaan bahan kimia"
Melihat masyarakat desa Bumi Jaya masih menggunakan pupuk kimia yang membuat penurunan kualitas tanah dan mempengaruhi kesehatan manusia, bahan kimia lainnya seperti detergen yang dapat mencemari lingkungan maka dengan adanya penyuluhan dan pembuatan eco enzyme masyarakat dapat memanfaatkan limbah organik yang berasal dari dapur. Enzim yang terkandung di eco enzyme sangat banyak yang dapat membantu siklus alam seperti memudahkan pertumbuhan tanaman (sebagai fertilizer), mengobati tanah dan juga membersihkan air yang tercemar. Selain itu bisa juga ditambahkan ke produk pembersih rumah tangga seperti shampo, pencuci piring, deterjen.
Pengolahannya sangatlah mudah dan bahan yang digunakan banyak ditemukan. Misalnya limbah organik yang masih segar seperti kulit mangga, jeruk, pepaya, nanas, serta sisa sayur-sayuran yang masih segar, bahan lainnya berupa molase atau gula merah dan air. Pertama potong kecil sisa kulit buah dan sayur lalu tuang air ke dalam wadah yang dapat ditutup rapat, tuang gula merah, aduk hingga larut kemudian campurkan sisa limbah organik dan tutup wadah dengan rapat. Setelah itu, didiamkan selama 3 bulan hingga dapat digunakan. Perbandingan takaran yaitu 1:3:10 artinya 100 gr molase, 300 gr limbah organik, dan 10.000 ml/1 liter air.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H