Berhadapan dengan orang yang bebal kadang sangat mengjengkelkan. Apalagi kalau kebebalan itu masih disertai dengan sikap tegar hati. Sudah sukar untuk memahami ditambah lagi dengan keras hati. Lengkaplah sudah...!
Bebal dan tegar hati merupakan dua kondisi yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan rohani. Keduanya menghambat proses transformasi dalam diri kita.
Di hadapan Tuhan, kita senantiasa dibimbing untuk menyadari kekurangan dan kelemahan. Kita dibimbing untuk menyadari keberdosaan. Namun terkadang kita tidak serta merta menyadarinya. Bahkan lebih tragis lagi, kalau toh sadar, kita tidak mempedulikannya! Justru seakan kita tetap merasa nyaman dalam kesalahan dan keberdosaan itu.
Kebebalan dan ketegaran hati ini sesungguhnya produk dari dosa! Dosa yang meracuni dan mengerdilkan jiwa kita.
Dalam Kitab Perjanjian Lama, terkadang bangsa Israel jatuh dalam sikap tegar hati. Walau mereka disadarkan tentang kasih dan penyertaan Tuhan melalui peristiwa-peristiwa hebat sepanjang peziarah mereka namun ternyata tetap bertegar hati.
Bangsa Israel terkadang egois dan hanya fokus pada dirinya sendiri. Mereka hanya mencari kesenangan menurut versi manusiawinya dan mengabaikan kehendak Allah. Mereka tidak setia! Mereka berpaling dan menyembah allah lain.
"Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mereka mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan belakangnya dan bukan mukanya." (Yer 7:24).
Gambaran bangsa Israel ini pun menjadi gambaran hidup kita. Kita telah mengetahui, merasakan dan mengalami kasih serta penyertaan Tuhan, namun masih tetap bertegar hati. Kita masih terus menyakiti hati Tuhan. Kita kadang tidak setia dan berbalik dariNya!
Bagaimana sikap Tuhan terhadap kondisi hidup seperti itu?
Tuhan kita adalah Allah yang Maharahim. Ia tidak pernah meninggalkan dan membinasakan bangsa yang mengkhianati-Nya. Ia tetap menjaga, memelihara dan membimbing hingga tanah terjanji.
Demikian pula dengan pendosa. Allah tidak pernah meninggalkan dan membinasakan orang-orang berdosa yang memiliki kehendak baik untuk bertobat. Allah membimbing kita menuju jalan pertobatan hingga menggapai puncak keselamatan.