Waktu pertama kali saya kuliah di Bandung pada tahun 2007, Kota Bandung adalah kota yang sangat sejuk dengan udara yang cukup bersih. Bagaimana tidak? ini karena Kota Bandung ini terletak di ketinggian 678 m. Saya ingat sekali, waktu pertama sekali saya ke Bandung pada bulan Agustus tahun 2007, di Bandung lagi musim dingin. Jadinya saya yang berasal dari daerah pesisir di Banda Aceh dengan cuaca yang sangat panas dan debu yang tebal akibat Tsunami tahun 2004 harus menyesuaikan diri dengan Bandung yang dingin dan sejuk. Dan waktu itu saya langsung pilek.
Tapi, Kota Bandung yang sekarang setelah 5 tahun kemudian menjadi sangat berubah, tidak dingin lagi seperti yang dulu. Bahkan polusi udara akibat asap kendaraan bermotor sudah sangat tinggi. Hal ini wajar dengan perkembangan dan pertumbuhan kota Bandung beberapa tahun terakhir ini dengan jumlah penduduk 2.536.649 orang (menurut http://www.jabarprov.go.id). Ini hanya data jumlah penduduk yang memiliki KK Kota Bandung, saya sendiri masih terdaftar di daerah asal saya. Saya juga yakin banyak mahasiswa yang "ikut meramaikan" Kota Bandung tapi tidak terdaftar di KK Bandung. Ini adalah jumlah penduduk Kota Bandung saja yang sebagian besar menggunakan kendaraan bermotor terutama sepeda motor. Bayangkan, di akhir pekan banyak wisatawan dari Jakarta dan sekitarnya yang berlibur ke Kota Bandung untuk menikmati akhir pekan di Bandung. Jadinya kota ini bertambah macet dan polusipun meningkat. Kualitas hidup pun jadi semakin menurun karena polusi udara.
[caption id="attachment_215531" align="aligncenter" width="448" caption="Polusi kota Bandung dilihat dari atas Pasar Baru, Bandung"][/caption]
[caption id="attachment_215532" align="aligncenter" width="448" caption="Polusi Kota Jakarta dilihat dari Monas"]
sumber foto: dokumen pribadi
Dari gambar di atas terlihat kalau polusi yang terjadi di Kota Bandung hampir sama dengan polusi yang terjadi di Jakarta.
Polusi yang parah menyebabkan standar hidup jadi rendah. Udara yang kita hirup menjadi tidak bersih, mengandung banyak virus dan berbahaya bagi kesehatan kita. Oleh karena itu, sekarang banyak yang memakai AC untuk mengatasi masalah udara yang panas dan tidak bersih.
Bagi saya, pemilihan AC yang bagus sangat penting karena berhubungan dengan udara yang kita hirup sehari-hari. Banyak syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah produk AC, misalnya saja ramah lingkungan, hemat listrik, sehat dan murah.
Ramah lingkungan dan hemat listrik merupakan satu persyaratan yang tidak dapat dipisahkan karena dengan menggunakan produk elektronik yang hemat listrik (low wattage) secara otomatis akan ramah lingkungan. Selain itu, adanya zat yang dihasilkan oleh mesin pendingin seperti AC dan kulkas dapat merusak lapisan ozon yang menyerap radiasi matahari dan sinar ultraviolet. Oleh karena itu, produk tersebut harus dapat mengatasi masalah tersebut.
[caption id="attachment_215534" align="aligncenter" width="352" caption="AC Sharp Plasmacluster yang hemat energi"]
Selain itu, produk AC tersebut dapat dikatakan sehat apabila memiliki sistem penjernih udara yang aman bagi pernafasan dan kulit.