Mohon tunggu...
Merista .K
Merista .K Mohon Tunggu... -

Sedang menerapkan prinsip menghindari kebiasaan yang buruk yang bisa mematikan kebiasaan yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nostalgia Menggelikan Ala Golkar

23 Maret 2014   08:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:36 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13955121441675822734

[caption id="attachment_327910" align="alignnone" width="720" caption="Kampanye Golkar (sumber:tribunnews.com)"][/caption]

seriously ?

Ini yang ada di pikiran saya ketika pertama membaca banyak artikel di media online mengenai jurus kampanye Golkar dengan ARB yang lantang berorasi mengenang romantisnya era orde baru dan memikatnya sosok Soeharto.

Agak tak lazim buat saya, karena umumnya kampanye selalu menjual janji janji yang lebih berwujud, seperti pembangunan infrastruktur, sekolah gratis, pengobatan gratis, dan tentu saja pemberantasan korupsi.

Lha..ini kok malah membangkitkan trauma banyak orang dengan Orde Baru dan Soeharto ?. Saya sih menganggap nya dengan trauma, mungkin petinggi Golkar mengingat nya dengan "kenangan romantis".

Golkar sungguh sedang berjudi dengan peruntungannya, atau ini memang sudah upaya putus asa dari ARB untuk menaikkan elektabilitas nya yang masih jalan ditempat di papan tengah bursa capres 2014 ?

Mereka sungguh terlihat tidak punya inovasi, tidak kreatif dan seperti mengais ngais barang lama saja. Apa mereka tidak menyadari bahwa 'zaman uenak' itu bukan karena partainya hebat, tapi karena KKN dan pemaksaan politik ?

Apa mereka lupa, bahwa orde baru itu sendiri dijatuhkan rakyat sehingga tercapai masa demokrasi ?

Saya yakin, bapak yang berdiri di samping ARB di panggung, saat mereka kampanye di GOR Ciracas, JakTim tanggal 18 Maret kemarin tidak lupa. Ia yang berada di Golkar saat kemelut itu mencapai puncaknya di tahun 1998. Ia lah yang mati matian berusaha bekerja menghapus image orba dan Soeharto dari Golkar pasca reformasi . Saya yakin Bapak Akbar Tanjung tidak lupa dengan hal itu. Lalu kenapa ?

Bagi yang menganggap enak jaman Orba nya pak Harto mungkin perlu merenung dan berpikir ulang. Bukankah segala kekacauan yang melanda negara saat ini berakar dari kesalahan rezim orba?
Segala sumber informasi dikuasai pemerintah, Televisi saat itu, TVRI dikuasai oleh pemerintah, yang disiarkan juga hanya berita yang di-baguskan, aktivis dan wartawan yang nyela sedikit sama pemerintah langsung raib.

Berdalih dengan hal hal yang dianggap positif seperti harga pangan yang murah dan swasembada beras di jaman orde baru, ya memang apapun murah, termasuk nyawa. Golkar seakan mengira bahwa rakyat negeri ini pelupa akut, dan mulai pede setelah 16 tahun tiarap, sekarang membuat keluarga cendana dan Orde Baru sebagai etalase kampanye. Sebagian mengatakan rindu Orba karena menilai saat ini melihat adanya korupsi hampir di segala sendiri hasil reformasi. Apakah pernah terpikir kalau korupsi itu (terlihat) merajalela saat ini justru karena dibongkar semua ?. KPK itu produk reformasi, pak. Trus kalau soal alasan harga harga murah bagaimana ? Itu lebih tidak pas menurut saya. Zaman Majapahit, sayuran tinggal metik loh, pak. Kalo gitu langsung jualan nama raja Hayam Wuruk saja di berbagai kampanye. Terlihat sekali figur capres nya tidak mempunyai kelebihan yang bisa dijual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun