Mohon tunggu...
Fransiskus Nong Budi
Fransiskus Nong Budi Mohon Tunggu... Penulis - Franceisco Nonk

Budi merupakan seorang penulis dan pencinta Filsafat. Saat ini tinggal di Melbourne, Australia. Ia melakukan sejumlah riset di bidang Filsafat dan Teologi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Seberapa 'Seksi' Politik Itu?

6 Agustus 2024   10:18 Diperbarui: 6 Agustus 2024   10:25 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://www.lagrandeconversation.com/

Politik memiliki kenyataan pada sistem (ketatanegaraan), orang (negarawan), serta aksi atau tindakan negarawan dalam tata negara. Apa itu negara? Terdiri dari apa saja negara itu? Bagaimana negara itu ada dan bertahan atau dengan kata lain bagaimana negara itu hidup? Semua itu adalah pertanyaan tentang 'politik'.

Kata seksi secara leksikal memiliki empat arti. Pertama, bagian dari suatu kepengurusan (dalam organisasi). Kedua, setengah peleton (dalam ketentaraan). Ketiga, pemotongan (dalam kedokteran). Keempat, merangsang berahi (soal tubuh dan pakaian). Kata seksi yang digunakan dalam judul tulisan ini mengacu pada arti leksikal terakhir. Jika demikian, apakah politik itu seksi?

Yves Michaud dalam bukunya berjudul Violence et Politique (Kekerasan dan Politik), 1978, mengemukakan istilah "politik porno". Ia menyebut bahwa prinsip dasar dari politik porno adalah menghalalkan segala cara. Menurut saya, diksinya sarkastis karena bisa menyinggung pihak tertentu. Terlepas dari itu, istilah politik porno menarik. Kesimpulannya adalah bahwa kejahatan dalam politik adalah porno. Kejahatan adalah penilaian etis atas tindakan manusia. Apakah politik kita porno?

Kata 'politik' dalam penggunaan sehari-hari di negara kita memiliki konotasi. Apakah 'politik' itu amelioratif atau peyoratif? Misalnya dalam kalimat "Jangan main politik." Mengapa dilarang bermain politik? Apakah politik itu seperti api? Misalnya, terdapat seorang anggota DPR yang membagikan sumbangan kepada masyarakat sambil berkampanye. Lalu ada komentar, "Ah... itu mah politik!" Apa artinya kata politik dalam seruan itu? Contoh lain, misalnya ada sebuah lembaga masyarakat yang mengeluarkan anggotanya karena dinilai tidak pantas. Kemudian muncul kalimat "Jangan main politik dong!"

Masih banyak contoh lain terkait kata 'politik' yang dapat dijumpai. Apa sesungguhnya 'politik' itu, dahulu dan sekarang? Apakah amelioratif atau peyoratif? Apakah 'politik' mendapat citra positif atau stigma? Sebagai seni tata hidup bersama atau sebagai identifikasi kejahatan dan keburukan? Sebagai seni atau porno? Dalam tata kelola hidup bersama, seni adalah jalan dan hidup. Dengan ini, 'politik' telah mengoreksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun