Saya mencoba mencari gaya menulis dan penyampaian opini yang autentik. Karena, kalau dari segi gelar saya kalah jauh dari para penulis senior. Saya belum guru besar dan tidak memiliki jabatan tinggi dalam satu instansi.
Saya hanya anggota dari suatu yayasan lingkungan hidup. Tapi, saya memiliki perhatian serius akan isu-isu yang berkaitan dengan itu dan ingin menyebarluaskan isu itu pada banyak orang.
Maka, saya pilih menulis di kolom opini. Syukurlah, setelah melewati proses peninjauan dari tim editor, beberapa artikel opini telah tayang dan dipublikasikan.
Walau beberapa kali pernah ditolak, saya tidak ciut. Malahan, saya semakin bekerja keras untuk mewartakan hal baik di dalam media.
Penting
Bagi saya sendiri, menulis opini itu sungguh menarik sekaligus penting. Jangan dulu menulis di harian yang bergengsi dan standar nasional. Menulis opini di majalah atau harian lokal atau Kompasiana saja sudah sangat penting.
Tujuan saya menulis adalah tak lain dan tak bukan untuk mewartakan sudut pandang saya atas suatu fenomena aktual, mengkonter berita yang keliru, dan mengajak banyak orang untuk menaruh empati yang sama atas satu fenomena alam, sosial, dan moral.
Selain mencapai tujuan, rasanya secara otomatis, saya melihat beberapa manfaat dari menulis opini.Â
Pertama, saya jadi senang membaca. Karena, untuk menyusun suatu tulisan opini, saya harus membaca referensi yang terkait dengan apa yang mau saya tulis. Pendapat para tokoh (ahli) hanya menguatkan isi tulisan opini. Fokus utama adalah bagaimana saya mau memaparkan isi pikiran saya terkait fokus bahasan.
Kedua, saya jadi lebih kritis. Maksudnya, saya tak mudah untuk percaya pada suatu isu. Saya harus mencari rujukan berita aktual dari beberapa media yang kredibel. Apalagi, di media sosial begitu banyak bertebaran berita yang belum tentu benar (a.k.a hoaks). Bahkan, terhadap tulisan sendiri, saya kritis, "Apakah tulisan ini sudah sungguh tajam atau belum dalam menyampaikan ideku?"
Ketiga, saya jadi makin senang menulis. Ini sudah pasti. Karena, efek dari membaca adalah muncul hasrat untuk terus menulis; mulai dari yang ringan, semi ilmiah, dan murni ilmiah.
Keempat, orang lain percaya pada kita. Ini barang kali manfaat ke sekian dari menulis. Apalagi, jika tulisan opini kita berhasil dimuat oleh media warta berita yang terpandang. Orang lain akan sungguh percaya pada informasi dari kita.