Tahbisan yang diterima oleh seorang imam (pastor) tidak serta-merta melumpuhkan kenangan ketika dia mengenal seorang perempuan yang pernah hadir dalam hidupnya (Suaviter S.).
Seorang imam atau pastor harus menjalani satu masa pendidikan (formatio) yang cukup panjang agar layak ditahbiskan. Terhitung sejak seminari (Sekolah seperti SMA biasa. Anak seminari disebut seminaris). Lalu melanjut ke jenjang studi filsafat dan teologi (calon imam: baca "frater") bertahun-tahun.Â
Selama masa pendidikan ini, terjadi proses seleksi yang mencakup banyak hal: kematangan emosional, seksualitas, kerohanian, fisik, persaudaraan, humaniora, dan intelektual. Maka, tak heran jika dari sekian puluh frater yang memulai tahun pendidikan akan tersisa 2, 3, atau 4 saja yang pada akhirnya mendapat tahbisan imamat dari Uskup.
Nah, menariknya selama masa pendidikan, seorang seminaris pernah mengenal dan mengalami jatuh hati/cinta kepada perempuan. Bahkan, bisa terjadi seorang seminaris berpacaran. Tentu, ini merupakan fenomena normal seturut perkembangan usianya.
Pacar biasanya dianggap sebagai pendukung panggilan si seminaris. Pacar dianggap sebagai sahabat yang berada dalam rel kerohanian. Maka muncul ungkapan sahabat rohani.
Begitulah bertahan, hingga pada akhirnya seorang seminaris harus dengan rela dan gentlemen mengakhiri persahabatan rohani, karena ia harus melanjut ke tahap frater (sudah mengenakan jubah dan menghidupi janji-janji/kaul-kaul religiusnya).
Ketika sudah menjadi seorang frater, si laki-laki sudah memfokuskan diri, pandangan, dan hidupnya pada Yesus Kristus yang diikuti. Tidak boleh lagi ada relasi yang eksklusif dengan perempuan tertentu dan mengarah pada hubungan gelap. Malahan, ia harus membina dirinya membangun relasi inklusif kepada banyak orang sampai ia menjadi pastor/imam/romo/pater.
Nah, sekarang dengan sedikit angan-angan dramatis, apa yang terjadi jika seorang imam pada kesempatan tertentu memberkati mantan pacarnya dalam satu perayaan pemberkatan perkawinan?
Berita viralnya
Hal inilah yang terjadi pada Pastor Roniel Sulits, seorang imam dan youtuber asal Filipina, yang bertugas di Paroki Santo Nino de Lipa di Batangas.
Ia - tidak secara kebetulan artinya di dalam perencanaan - memberkati mantan pacarnya. Pastor Sulits menampilkan gesture yang tidak normal saat memberkati mantan pacarnya, Korina di depan umat dan para undangan.