Mohon tunggu...
Fraganta CR
Fraganta CR Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus Surabaya

Selamat Datang

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Penerapan Low Budget High Impact dalam Pemasaran dengan Memanfaatkan Digitalisasi Markerting

27 Juni 2022   12:45 Diperbarui: 30 Juni 2022   19:38 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulungagung, 25 Juni 2022 - UMKM Peternak Burung Siskin merupakan UMKM berkembang di RT 04 RW 01 Desa Sidorejo Kecamatan Kauman Kabupaten Tulungagung. UMKM tersebut mengalami beberapa permasalahan dalam penjualan dan pemasarannya yaitu kurangnya pemasaran, pengemasan yang masih aman dan layak, sistem jual beli yang masih sangat minim, dan belum adanya branding dari UMKM tersebut. “Saya sebagai mahasiswa yang sedang menjalankan program KKN dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya memilih mitra ini karena ya sangat menarik perhatian saya dalam program yang saya susun”, Ujar Penulis Fraganta Cherissa Ratmoko. Semangat tersebut adalah sebuah alasan yang dapat memutuskan semangat Miftakul Shodikin, mahasiswa Ilmu Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya di bawah bimbingan ibu Izzah Aula Wardah, S.ST., M.EngSc.

Perancangan strategi Low Budget High Impact dengan memanfaatkan Digitalisasi Marketing perlu dilakukan untuk setiap kategori produk, dikarenakan produk tersebut memiliki karakteristik yang berbeda.

Tujuan dari pemasaran tersebut adalah mengenalkan kepada masyarakat bahwa UMKM Peternak Burung Red Siskin tersebut sudah berdiri sejak tahun 2019 dan bertujuan membantu memasarkan produk UMKM tersebut melalui media sosial melaui youtube, dan e-commerce untuk menambah daya tarik dan memudahkan konsumen dalam mencari produk tersebut.

Dalam pemasaran tersebut dengan menggunakan sistem digitalisasi marketing juga memanfaatkan Low Budget High Impact guna mengembangkan bisnis UMKM Mikro tersebut yang sudah berjalan selama 3 tahun dengan harapan bisnis digital tersebut dapat membesarkan bisnis peternak tersebut.

Peterernak di Kabupaten Tulungagung saat ini yang sedang berkembang adalah peternak Burung Red Siskin. Burung Red siskin banyak ditemukan di awal abad ke 20, hampir di seluruh kaki bukit Venezuela utara, akan tetapi sekarang menjadi sangat langka dalam kisaran yang terfragmentasi.

Bahkan menurut data yang tercatat populasinya di Trinidad diyakini telah punah, karena tak pernah ada penampakannya sejak tahun 1960. Karena finch yang satu ini dikenal dengan suara kicauannya yang ramai dan riang serta secara fisik mulai dari bentuk tubuhnya yang mungil sampai ke warna bulunya membuat dia diminati tak hanya di tempat asalnya melainkan hampir semua negara di dunia ini menyukai dia.

Ternak Burung Red Siskin ini dikembangkan oleh Bapak Heni yang didirikan semenjak tahun 2019 di Desa Sidorejo, Kauman Kalangbret, RT 04 RW 01, Tulungagung. UMKM ini memiliki permaslahan yang menghambat perkembangannya yakni dalam pengemasan yang kurang aman dan menarik, kurang maksimalnya dalam promosi di media sosial dan belum adanya branding produk. Oleh karena itu pengusul memilih UMKM Peternak Burung Red Siskin untuk menjadi mitra pengusul.

BURUNG RED SISKIN

Siskin merah atau Red Siskin ( Spinus cucullatus ) adalah burung finch kecil yang terancam punah asli Amerika Selatan tropis - di Kolombia utara, Venezuela utara (di mana disebut "cardenalito") dan Guyana . Itu umum di awal abad ke-20, terjadi di seluruh kaki bukit Venezuela utara, tetapi sekarang menjadi sangat jarang dalam rentang yang terfragmentasi.

Populasi di Trinidad diyakini telah punah , tanpa penampakan sejak 1960. Siskin merah ditemukan di daerah terbuka, tepi hutan dan padang rumput dengan pohon atau semak belukar.

Ternak Burung Red Siskin ini dikembangkan oleh Bapak Heni yang didirikan semenjak tahun 2019 di Desa Sidorejo, Kauman Kalangbret, RT 04 RW 01, Tulungagung. UMKM ini memiliki permaslahan yang menghambat perkembangannya yakni dalam pengemasan yang kurang aman dan menarik, kurang maksimalnya dalam promosi di media sosial dan belum adanya branding produk. Oleh karena itu pengusul memilih UMKM Peternak Burung Red Siskin untuk menjadi mitra pengusul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun