Budaya merupakan hasil dari manifestasi dari ide atau gagasan manusia. Definisi dari budaya sendiri beragam, namun menurut Koentjoroningrat kebudayaan sendiri memiliki definisi “keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar” (Koentjoroningrat, 2015). Salah satu contoh bentuk budaya yaitu dalam ranah bermusik. Musik di Indonesia sangat beragam yang tersebar dari ujung Sabang hingga ujung Merauke yang semua memiliki keunikannya masing – masing. Bahkan kebanyakan dari musik tersebut menjadi sebuah budaya oleh suatu suku, seperti contoh keroncong dari Jakarta atau yang sedang populer di Indonesia saat ini yaitu campursari dari Jawa Tengah.
Seiring perkembangan zaman dan globalisasi, musik luar juga mulai ikut menghiasi panggung permusikan di Indonesia. Beragam jenis genre dari berbagai negara yang masuk, mulai dari pop, rock n roll, reggae, heavy metal, dan sebagainya. Namun, terdapat salah satu genre musik yang jarang disukai masyarakat dari berbagai kalangan tetapi banyak dari mereka yang kurang menyukainya justru mengadopsi gaya berpakaiannya. Hip hop contohnya, dengan gaya berpakaian kemeja atau kaos yang oversize, celana baggy, topi snapback dan yang paling sering dijumpai yaitu bandana yang sebagai aksesoris baik itu di ikat di kepala atau hanya sekedar menyelipkan bandana di saku belakang celana. Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya untuk mengetahui bagaimana awal mula meledaknya genre musik hip hop yang dapat mempengaruhi gaya berpakaian anak muda sekarang.
Hip hop merupakan salah satu genre musik yang populer di Amerika Serikat terutama pada akhir 1980 – an hingga awal 1990 – an. Hip hop, seperti gaya musik lainnya, mulai hidup pada 11 Agustus 1973. Hip hop adalah subkultur dan gerakan seni yang muncul dari Bronx di New York City pada awal tahun 1970-an (Rory, 2024). Masa keemasannya ditandai dengan meledaknya album – album dari gangsta hip hop seperti N.W.A.. Dr. Dre, Snoop Dogg dan lain sebagainya. Musik hip hop sendiri menggambarkan bagaimana isu sosial, kriminalitas, kebrutalan polisi, gangster, dan sebagainya, sehingga tidak heran apabila hampir semua musisi hip hop merupakan keturunan Afrika – Amerika. Walau sempat di cap sebagai bukan musik dan dianggap sebagai musiknya para gangster, hip hop tetap tumbuh subur di tengah gempuran polisi. Kemudian pada sekitar awal 1990 – an sampai akhir 1990 – an terjadi konflik antara West Coast dan East Coast. Konflik ini semakin memanas seiring dengan persaingan antara label rekaman Death Row Records dari West Coast dan Bad Boy Records dari East Coast (SHVR, 2021). Konflik ini makin memuncak ketika terbunuhnya dua legenda, yaitu Tupac Shakur dari West Coast dan Notorius B.I.G. dari East Coast. Sedangkan hip hop sendiri masuk ke Indonesia pada tahun 1980 – an dengan musisi terkenalnya yaitu Iwa K atau Iwa Kusuma. Pengaruh budaya ini datang melalui media internasional seperti MTV, serta kaset dan CD yang dibawa oleh pelancong atau ekspatriat (Olii, 2024). Yang menjadi pembeda antara hip hop barat dengan hip hop Indonesia yaitu pada liriknya yang di mana lirik hip hop Indonesia dibawakan dengan lebih halus.
Seiring masuknya musik hip hop, gaya dan cara berpakaiannya pun mulai merasuki panggung fashion di Indonesia khususnya para anak muda di era tersebut. Hal ini cukuplah menarik yang di mana fashion hip hop mampu beradaptasi dengan budaya lokal. Pada tahun 1980 – an, fashion hip hop masih berada di tahap awal perkembangan dan breakdance (salah satu dari empat elemen hip hop) masih lebih populer. Breakdance memerlukan kelengkapan agar terhindar dari resiko terkilir yaitu sepatu yang memiliki pengaman untuk mata kaki, pelindung lutut, dan kaos tangan (Rahman, 2022). Fashion hip hop pada masa itu berfungsi sebagai perlindungan dari cedera saat melakukan breakdance. Masuk tahun 1990 – an, fashion hip hop pada anak muda mulai berkiblat ke arah barat dan lebih banyak mengadopsinya dari rapper terkenal seperti Tupac dan Eminem. Pakaian seperti rapper tersebut digandrungi remaja laki-laki yang menggemari musik maupun kultur hip hop (Rahman, 2022). Memasuki tahun 2000 – an, sesuatu yang mahal dan berkilauan menjadi sebuah ciri khas tersendiri dalam hip hop sehingga bagi mereka yang mampu akan membeli dari luar negeri dan yang kurang mampu akan memakai apapun yang penting ovesized. Berbeda dengan tahun 80-an dan 90-an, memasuki tahun 2000-an industri musik hip hop barat sedang tumbuh, dan para rapper mencapai kesuksesannya hingga bling-bling mulai dikenal di Indonesia (Istilah ini muncul untuk melabeli remaja hip hop yang memakai kalung, sneakers, dan jam tangan mewah untuk menunjukkan identitas hip hop mereka) (Rahman, 2022).
Fashion hip hop di Indonesia pada tahun 2024 terus berkembang dengan tren-tren yang mencerminkan kreativitas dan inovasi. Hoddie, baju oversized, dan celana baggy maupun cargo masih sangat populer, sebuah perpaduan antara sentuhan klasik dengan tren modern. Bahkan akhir – akhir ini mereka yang tidak menyukai ataupun bukan beraliran hip hop mulai memakainya atau paling tidak memakai yang senada. Pengaruh media sosial, influencer, dan lingkungan pertemanan menjadi kunci utamanya. Banyak dari mereka mengadopsinya hanya karena terlihat keren. Paling tidak mereka menyelipkan bandana ke dalam saku belakang dan celana cargo atau yang senada bagi yang tidak ingin terlalu menonjolkan hip hop.
Budaya adalah hasil dari ide dan gagasan manusia, dan musik adalah salah satu bentuk budaya yang beragam di Indonesia. Dalam perkembangan zaman, musik luar, termasuk hip hop, mulai dikenal di Indonesia. Hip hop, yang muncul di Amerika pada tahun 1970-an, mempengaruhi gaya berpakaian anak muda Indonesia, seperti kemeja oversize dan celana baggy. Fashion hip hop terus berkembang, dengan tren modern seperti hoodie dan celana cargo. Media sosial dan lingkungan pertemanan berperan penting dalam menyebarkan gaya ini.
Referensi
Koentjaraningrat. (2015). Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta.
Olii, A. S. (2024, August 26). Perjalanan Populer Hip-Hop di Indonesia. RRI.co.id. https://www.rri.co.id/hiburan/928738/perjalanan-populer-hip-hop-di-indonesia
PQ, R. (2024, November 27). Hip hop history: From the streets to the mainstream. ICON Collective Music Production School: LA & Online. https://www.iconcollective.edu/hip-hop-history
Rahman, Y. A. A. (2022). FASHION HIP HOP DI KALANGAN REMAJA LAKI-LAKI SURABAYA TAHUN 1984-2000. Avatara, e-Journal Pendidikan Sejarah, 12(1).
