Mohon tunggu...
Fourteentroops
Fourteentroops Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Berasal dari keluarga besar yg sedang belajar menulis untuk sekedar berbagi informasi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kota Bogor Tidak Masuk 10 Kota Terbaik Yokatta Wonderful Indonesia, Kok Bisa?

24 Juli 2018   09:23 Diperbarui: 24 Juli 2018   12:02 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Baru-baru ini telah diumumkan peraih 10 Kota dan Kabupaten Terbaik pada Penganugerahan Yokatta Wondeful Indonesia Tourism Awards 2018. Untuk 10 Kota Terbaik diraih oleh Kota Surabaya, Kota Denpasar, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Batam, Kota Yogyakarta, Kota Padang, Kota Makassar, Kota Balikpapan dan Kota Palembang. 

Sedangkan 10 Kabupaten Terbaik diraih oleh Kabupaten Badung, Kabupaten Sleman, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Klunkung, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Bandung. Apa yang salah dengan KOTA BOGOR? sehingga tidak meraih 10 peringkat terbaik, malah kalah dengan Kabupaten Bogor.

Padahal sebagaimana kita ketahui di Kota Bogor ada Kebun Raya Bogor yang menjadi salah satu tujuan wisata favorit masyarakat Indonesia dan ditambah lagi Presiden Indonesia sekarang tinggal di Istana Bogor. Dengan demikian pasti Pemerintah Pusat ikut  membantu pembangunan Kota Bogor. Seperti pembenahan trotoar jalan  sepanjang 5 Km di sekeliling Kebun Raya Bogor. Ditambah Pemerintah Kota pimpinan Bima Arya sudah membenahi beberapa taman kota di Kota Bogor.

Ternyata Penganugerahan Yokatta Wondeful Indonesia Tourism Awards ini diberikan kepada Kota dan Kabupaten ynag memiliki komitmen, performansi, inovasi, kreasi dan kepemimpinan dalam pembangunan wisata daerah. 

Ada empat indikator penilaian untuk meraih penghargaan ini, antara lain (1) Kinerja usaha pariwisata (akomodasi dan kuliner), (2) PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan tenaga kerja, (3) Dampak Outcome (data statistic BPS, Indeks Pariwisata Indonesia, Indonesia's Attractiveness Award), dan (4) Penghargaan yang diraih berskala Internasional dan Nasional.

Berdasarkan kriteria penilaian di atas lumrah Kota Bogor tidak masuk peringkat 10 besar. Berdasarkan analisa penulis yang sering wara-wiri ke Kota Bogor, hal ini bisa jadi disebabkan oleh belum adanya solusi mengatasi kemacetan di Kota Bogor. 

Sejak adanya sistem satu arah di sekeliling Kebun Raya Bogor bukan macet terurai malahan menyebabkan kemacetan di jalur pinggir kota bahkan sekarang jalur alternatif juga mengalami kemacetan. Biasanya kemacetan hanya terjadi setiap Sabtu-Minggu, sekarang hampir setiap hari orang Bogor mengalami kemacetan. 

Tidak adanya angkutan massal beroperasi sejak TransPakuan dihentikan operasinya dengan alasan merugi. Pasti rugi karena pengelolaan tidak profesional dan sistem ticketing yang masih pakai kertas. Dan pembenahan taman kota dan infrastruktur hanya gencar di Ring 1 dan 2. Dan masalah-masalah kota Bogor lainnya yang belum terbenahi sehingga mendapat  penilaian kriteria yang rendah.

Kita tunggu kiprah Walikota Bogor yang telah terpilih untuk period kedua untuk membenahi Kota Bogor menjadi lebih rapi lagi agar bisa meraih peringkat 10 Kota dan Kabupaten Terbaik pada Penganugerahan Yokatta Wondeful Indonesia Tourism Awards untuk tahun-tahun yang akan datang. Masa' kalah dengan Kabupaten Bogor...........

SALAM KOMPASIANA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun