Mohon tunggu...
Baret Mega Lanang
Baret Mega Lanang Mohon Tunggu... Seniman - Penulis

Bagai Empu Prapanca yang menulis Negarakertagama

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Dunia dalam Krisis: Refleksi atas Konflik Global dan Dampaknya

18 Juli 2024   16:25 Diperbarui: 18 Juli 2024   16:31 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Istimewa

BRT | JOMBANG - Saat ini, dunia sedang menghadapi situasi yang jauh dari baik-baik saja. Perang di Ukraina telah memasuki tahun ketiga, membawa dampak yang menghancurkan bagi negara tersebut dan juga stabilitas global. Di Timur Tengah, serangan Israel ke Jalur Gaza telah merenggut puluhan ribu nyawa penduduk Palestina, memperparah kehancuran fisik dan hilangnya nyawa manusia di berbagai medan konflik dunia. Perlawanan terus terjadi di Yaman, Iran, Irak, dan banyak titik konflik lainnya di benua Asia maupun Afrika. Ketegangan politik di Laut Cina Selatan, Selat Taiwan, dan Semenanjung Korea juga belum mereda. Ini adalah gambaran suram dari keadaan dunia saat ini yang berdampak signifikan pada kita semua.

Kondisi di Amerika Serikat pasca upaya pembunuhan Donald Trump terlihat relatif tenang di permukaan, namun pergolakan politik berlangsung diam-diam. Partai Republik, yang mengusung Trump sebagai kandidat presiden untuk ketiga kalinya, cukup senang dengan efek emosional dari selamatnya tokoh tersebut dari usaha pembunuhan. Dampak politik dari upaya gagal ini serta reaksi Trump yang heroik sesaat setelah serangan, semakin menguatkan citranya sebagai petarung sejati. Sebaliknya, situasi ini sangat menekan Joe Biden dan Partai Demokrat yang berencana mengusungnya di Pilpres Amerika Serikat 2024.

Biden sebelumnya sudah berada di bawah tekanan politik yang sangat besar. Upayanya memulihkan diri dari kinerja debat yang buruk di CNN belum membuahkan hasil. Semakin banyak anggota Partai Demokrat yang mendesaknya untuk mundur dari nominasi setelah melihat kemampuan kognitifnya yang dianggap bermasalah dalam persepsi publik. Lolosnya Donald Trump dari serangan dan penampilannya yang heroik membuat Trump semakin jauh meninggalkan Biden yang terlihat semakin lemah.

Pidato Biden di Oval Office untuk menurunkan tensi politik belum mampu membuat perubahan signifikan. Agitasinya yang sebelumnya selalu menyudutkan Trump telah menjadi bumerang. Tim Biden menyadari betul bahwa upaya pembunuhan terhadap Trump di Pennsylvania telah memperkuat peluang Trump untuk memenangi Pilpres 2024, atau setidaknya momen itu semakin mempersulit jalan Biden untuk terpilih kembali.

Partai Demokrat menghadapi dilema apakah harus terus 'menyerang' kebijakan Trump atau tidak. 'Menyerang' kebijakan Trump di saat-saat seperti ini bisa menambah kerugian bagi Biden yang kesulitan meyakinkan bahwa dirinya kuat dan fit memimpin negerinya. Namun, ada pula kalangan Demokrat yang percaya bahwa melanjutkan kampanye dengan menyerang Trump adalah jalan untuk mengejar ketertinggalan Biden.

Isu-isu internasional seperti konflik Israel-Palestina dan perang Rusia-Ukraina juga menjadi faktor penting dalam kampanye politik di Amerika Serikat. Trump dalam berbagai kesempatan mengkritik aliran dana dan senjata ke Ukraina, yang dianggapnya menghabiskan pajak rakyat Amerika sementara Ukraina bukanlah perangnya Amerika. Ini bertentangan dengan sikap dan pandangan tokoh-tokoh Demokrat yang umumnya mendukung intervensi militer di luar negeri.

Biden dan Demokrat mungkin melihat Rusia sebagai ancaman bagi Barat yang harus dihancurkan, demikian juga dengan Tiongkok yang mungkin dipandang sebagai ancaman terbesar bagi hegemoni Amerika di Asia Pasifik. Dalam isu Palestina, Biden dan Trump mungkin memiliki perbedaan kesamaan sikap, yang mencerminkan jurang nyata antara mereka dan kehendak publik Amerika yang semakin mendukung gerakan anti perang Ukraina dan pro Palestina.

Dalam situasi politik yang sangat dinamis dan penuh ketidakpastian, baik Joe Biden maupun Donald Trump menghadapi tantangan besar menuju Pilpres 2024. Biden harus terus berusaha meyakinkan publik dan Partai Demokrat atas kemampuannya memimpin negara, sementara Trump akan memanfaatkan setiap momen untuk memperkuat posisinya. Dunia yang sedang tidak baik-baik saja ini membutuhkan pemimpin yang mampu mengatasi krisis global dengan bijaksana, mengedepankan perdamaian, dan menjaga stabilitas internasional. Hanya waktu yang akan menjawab apakah Amerika Serikat dan dunia akan menemukan jalan keluar dari kegelapan ini.(*)

Penulis : Baret Mega Lanang 

Artikel ini Di Produksi Oleh PT Jurnalis Indonesia Pers.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun