fashion di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, terutama di era milenial yang cenderung tertarik pada westernisasi. Perkembangan fashion di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti media massa, dunia entertainment, bisnis, dan internet. Saat ini, tren fashion di Indonesia didominasi oleh gaya Korea dan Barat. Meskipun demikian, tren berciri khas Indonesia masih tetap popular di pasaran. Kehadiran para perancang busana lokal berbakat turut mendukung perkembangan tren fashion di Indonesia, yang juga berdampak positif pada sektor ekonomi, terutama di sektor retail.Â
IndustriDi tengah persaingan industri fashion di Indonesia, produsen juga dihadapkan pada beberapa tantangan yaitu risiko adverse selection dan kurangnya kepercayaan konsumen terhadap produk lokal. Lantas, apa yang dimaksud dengan adverse selection?
Adverse Selection dalam Industri Fashion
Adverse selection merupakan salah satu bentuk implikasi dari asymmetric information (informasi yang asimetris). Adverse selection adalah bentuk kegagalan pasar yang terjadi ketika produk dengan kualitas yang berbeda dijual pada harga tunggal karena adanya informasi asimetris sehingga produk dengan kualitas rendah lebih banyak terjual daripada produk berkualitas tinggi.
Adapun informasi asimetris adalah kondisi di mana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak daripada pihak lain sehingga terdapat ketidakseimbangan informasi.
Dalam industri fashion, adverse selection dapat terjadi ketika produsen atau merek menutupi informasi tentang kualitas, bahan, atau proses produksi produk mereka sehingga konsumen sulit membedakan kualitas produk dan cenderung memilih produk dengan harga lebih rendah tanpa memperhatikan kualitasnya.
Salah satu contoh kasus adverse selection adalah masalah produk tiruan atau palsu yang sangat mempengaruhi reputasi merek dan kepercayaan konsumen. Kasus ini terjadi ketika konsumen tidak mampu membedakan antara produk asli dan tiruan karena adanya ketidaktransparan dari pihak penjual atau produsen. Produsen yang tidak etis atau pihak ketiga yang tidak sah seringkali memproduksi tiruan produk fashion yang hampir identik dengan produk asli dalam tampilan dan branding, padahal kualitasnya jauh di bawah standar yang diharapkan.
Ketika konsumen membeli produk tersebut, mereka mungkin tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya membeli barang palsu. Mereka mungkin membayar harga yang sama atau bahkan lebih tinggi dari harga produk asli, tetapi menerima produk yang kualitasnya jauh lebih rendah.
Dampak dari kasus ini adalah kerugian finansial bagi konsumen, karena mereka membayar lebih mahal untuk produk yang tidak sebanding dengan kualitasnya. Selain itu, kasus produk tiruan juga merusak reputasi merek asli, karena konsumen yang kecewa akan mengaitkan pengalaman negatif mereka dengan merek tersebut, meskipun sebenarnya produk yang mereka beli adalah barang palsu.
Faktor-faktor Penyebab Adverse Selection dalam Industri Fashion Indonesia
Faktor pertama adalah kurangnya transparansi. Produsen dan merek fashion seringkali tidak transparan dalam memberikan informasi tentang kualitas produk mereka, seperti bahan, ukuran produk yang kurang akurat, dan metode produksi sehingga menyebabkan konsumen memilih produk yang sebenarnya tidak memenuhi harapan mereka.