Edukasi atau pendidikan di negeri ini,ya negeri Indonesia tercinta sering diartikan sebagai proses yang harus diikuti oleh semua orang,di sebuah ruangan dengan staff pengajar dan harus dinilai oleh standarisai tertentu.
Penilaian masyarakat akan pendidikan seperti hal tersebut tidaklah salah secara sepenuhnya,namun perlu dikoreksi sedikit guna memperbaiki sistem dan tujuan pendidikan di negeri yang sudah carut marut ini.
Banyak sekali para penggajar di zaman modern ini masih menggunakan sistem yang konfensional dalam mengajar para siswa maupun siswi yang ada disekolah,maupun instansi pendidikan.
Maksudnya adalah cara mengajar yang harus mengikuti aturan dari si pengajar,seperti harus didalam kelas,harus mencatat,bahkan tidak jarang siswa dan siswi sering disuruh untuk menghapal,namun mereka tidak mengerti filosopi dari ilmu yang mereka hapalkan.Tentunya cara belajar seperti sungguh membosankan bukan?
Dengan banyak siswa maupun siswi yang terikat pada cara sistem pembelajaran konvensional inilah yang menyebabkan generasi bangsa ini tidak pernah mampu bersaing dengan bangsa lain melalui inovasi mapun penemuan,karna pendidikan telah diracuni untuk “tetap diam” dengan tata cara pembelajaran yang tidak menarik.
Di zaman yang kian modern ini,perkembangan perangkat telekomunikasi menjadi sangat pesat dan populer.Untuk saat ini,di kota – kota besar tidak ada lagi anak – anak maupun remaja yang tidak mengenal perangkat komputer,smartphone,maupun perangkat komunikasi yang dapat tersambung ke internet lainnya.
Harga perangkat dan sambungan internet yang murah harganya dan mudah dijangkau membuatnya menjadi tren bagi semua orang.
Internet untuk saat ini sudah seperti menjadi kebutuhan hidup,bukan hanya untuk orang tua dan kaum profesional saja, melainkan juga sudah merambah untuk anak – anak dan remaja.
Namun sangat disayangkan jika internet itu hanya dimanfaatkan oleh kaulan muda untuk sekedar browsing,cahting,ataupun main game,padahal internet juga dapat membuat remaja lebih mudah dan cepat belajar dari Internet.
Sudah seharusnya para orangtua dan pendidik melihat internet sebagai peluang yang harus dimanfaatkan dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang berkarakter dan “bertanggungjawab”,bukan sebagai kendala,seperti yang kita lihat selama ini para pendidik hanya melihat internet sebagai sumber kemalasan bagi siswa,hanya karena sering copy paste tugas dari internet dan menggunakan internet untuk kesenangan.
Pendidik sering melihat bahwa materi yang sedang di ajarkan yang di dapat dari internet,tidak sesuai dengan standart materi pendidikan pada umumnya,karna bahan atau sumbernya terkadang tidak jelas dan tidak memiliki filter.Tidak jarang juga materinya tidak memiliki unsur-unsur karakter dan memburamkan ilmu pengetahuan dengan opini-opini yang tidak bertanggungjawab.