Mohon tunggu...
Jurez
Jurez Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN SSC

Hay saya jurez, saya 20 tahun Mahasiswa Aktif UINSSC

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Santri Gaul Zaman Now", Bagaimana Menjaga Esensi Santri di Era Modern

22 Oktober 2024   20:47 Diperbarui: 22 Oktober 2024   20:53 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era modern, menjadi santri tak lagi identik dengan kehidupan yang kaku dan terbatas pada lingkungan pesantren. Menurut Wikipedia, santri adalah siswa yang belajar di pesantren dan menekuni ilmu agama, khususnya Islam. Esensi santri sendiri terletak pada nilai-nilai keagamaan yang mereka pelajari, seperti akhlak, moralitas, dan ketakwaan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, muncul pertanyaan: "bisakah santri tetap gaul atau keren tanpa menghilangkan esensi tersebut? "Jawabannya, tentu bisa.

Santri bisa tampil gaul tanpa mengorbankan identitasnya sebagai pelajar agama. Menjadi gaul di sini berarti mampu beradaptasi dengan lingkungan modern, tetapi tetap menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman. Santri yang keren bukan hanya dilihat dari penampilan luar, tetapi juga dari kecerdasan dan akhlak. Mengikuti tren seperti menggunakan teknologi canggih atau berpakaian rapi bisa dilakukan santri selama tetap mematuhi syariat dan menjaga adab. Dengan demikian, santri dapat menjadi contoh generasi muda yang relevan dengan perkembangan zaman.

KH. Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama, pernah mengatakan, "Santri harus menjadi pilar moral yang kokoh di tengah masyarakat." Ungkapan ini mengingatkan bahwa apapun tren yang diikuti, santri harus tetap memegang teguh nilai-nilai moral. Dalam konteks gaul, santri bisa memanfaatkan media sosial, teknologi, dan gaya hidup modern untuk menyebarkan kebaikan dan menginspirasi orang lain tanpa harus larut dalam hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Salah satu cara agar santri tetap gaul tanpa kehilangan makna adalah dengan mengembangkan potensi diri di berbagai bidang. Santri dapat menjadi kreatif dengan mengikuti tren seperti fashion muslim, konten dakwah di media sosial, hingga keterlibatan dalam kegiatan wirausaha. Namun, penting untuk selalu mengingat bahwa di balik semua aktivitas tersebut, santri harus tetap menjaga niatnya, yaitu berdakwah dan memberikan manfaat bagi orang lain. Keren bukan soal ikut tren saja, tetapi juga bagaimana menjadi individu yang bermakna.

Tak hanya itu, santri juga bisa mengadopsi keterampilan baru yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Misalnya, mempelajari coding, desain grafis, atau bahasa asing. Semua ini adalah cara untuk mengikuti arus modernitas dengan tetap membawa identitas santri. Dengan keterampilan ini, santri dapat terlibat dalam dunia profesional dan berkontribusi untuk masyarakat luas, sekaligus tetap menjaga nilai-nilai keislaman yang mereka bawa dari pesantren.

Dalam prosesnya, santri harus bijak dalam memilih tren yang diikuti. Tidak semua yang modern sesuai dengan prinsip Islam. Oleh karena itu, diperlukan filter yang kuat, agar santri tetap bisa memilih mana yang bermanfaat dan mana yang dapat mengganggu esensi dirinya sebagai penjaga moral. Gaul boleh, tetapi tetap berpegang pada prinsip. Itulah yang membuat santri tetap memiliki keistimewaan dibandingkan dengan yang lainnya.

Pada akhirnya, santri yang gaul tanpa kehilangan esensi adalah santri yang cerdas, bijak, dan tetap taat pada ajaran Islam. Mereka mampu menjadi bagian dari dunia modern tanpa melupakan jati diri mereka. Dengan memadukan gaya hidup modern dan nilai-nilai agama, santri bisa menjadi role model bagi generasi muda lainnya, menunjukkan bahwa gaul dan keren bisa sejalan dengan ketakwaan dan akhlak mulia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun