Mohon tunggu...
Forando Hotman S
Forando Hotman S Mohon Tunggu... Administrasi - Mencoba membangun harapan

mahasiswa pencari jati diri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teroris Bermunculan, Apa Penyebabnya?

14 Mei 2018   11:59 Diperbarui: 14 Mei 2018   12:10 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia kini dilanda oleh kaum radikalisme yang membuat masyarakat sipil menjadi korban kemarahan terorisme. 

Sebelumnya telah terjadi aksi para terorisme secara beruntun, mulai dari peristiwa mako brimob, ledakan bom di tiga gereja di Surabaya, ledakan bom di Rusunawa Wonocolo di Sidoarjo dan ledakan bom di Polrestabes di Surabaya. 

Dari peristiwa tersebut sifat dan karakteristiknya adalah bom bunuh diri. Lantas apakah penyebab seseorang mau mengikuti dan menjadi teroris?

Sebagai umat manusia yang lahir secara berbeda akan juga memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda. Kehidupan yang berbeda membuat segelintir orang membuat suatu perbedaan adalah hal yang salah. Kehidupan sosial adalah adalah salah satu hal yang dimanfaatkan oleh sekolompok orang untuk memenuhi suatu kekuasaan . Dengan adanya ketimpangan sosial dan kurangnya pemahaman tentang kehidupan membuat seseorang menjadi sangat mudah tergiur dengan janji-janji yang sesat. Dengan memberi iming-iming suatu kejayaan membuat seseorang mau menjadi pengikut yang setia, dengan melakukan semua perintah.

Selain itu, kurangnya pemahaman tentang suatu ajaran atau merosotnya suatu sejarah tentang suatu peristiwa yang tertulis membuat orang akan mudah tertipu melalui kebusukan yang dimunculkan seseorang, sehingga tidak heran pada saat ini banyak orang yang menjadi kaum radikal akibat ditipu orang dengan mengutip sebuah "kata" tanpa menjelaskan sejarah munculnya kata tersebut.

Dengan adanya suatu peristiwa ledakan bom di negara Indonesia tercinta, pemerintah dan masyarakat seharusnya lebih giat untuk membantu para keluarga yang kurang beruntung, dan para sejarawan, tokoh-tokoh agama seharusnya ikut menyuarakan dan menjelaskan sejarah terjadinya suatu "kalimat" yang tertulis di dalam apapun yang dapat menimbulkan kontra.

Indonesia kini disusupi oleh serigala bertopeng domba, dan saya selaku masyarakat umum tidak mengakui dasar teroris adalah ajaran agama, terutama mengatasnamakan agama Islam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun