Indonesia kini dilanda oleh kaum radikalisme yang membuat masyarakat sipil menjadi korban kemarahan terorisme.Â
Sebelumnya telah terjadi aksi para terorisme secara beruntun, mulai dari peristiwa mako brimob, ledakan bom di tiga gereja di Surabaya, ledakan bom di Rusunawa Wonocolo di Sidoarjo dan ledakan bom di Polrestabes di Surabaya.Â
Dari peristiwa tersebut sifat dan karakteristiknya adalah bom bunuh diri. Lantas apakah penyebab seseorang mau mengikuti dan menjadi teroris?
Sebagai umat manusia yang lahir secara berbeda akan juga memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda. Kehidupan yang berbeda membuat segelintir orang membuat suatu perbedaan adalah hal yang salah. Kehidupan sosial adalah adalah salah satu hal yang dimanfaatkan oleh sekolompok orang untuk memenuhi suatu kekuasaan . Dengan adanya ketimpangan sosial dan kurangnya pemahaman tentang kehidupan membuat seseorang menjadi sangat mudah tergiur dengan janji-janji yang sesat. Dengan memberi iming-iming suatu kejayaan membuat seseorang mau menjadi pengikut yang setia, dengan melakukan semua perintah.
Selain itu, kurangnya pemahaman tentang suatu ajaran atau merosotnya suatu sejarah tentang suatu peristiwa yang tertulis membuat orang akan mudah tertipu melalui kebusukan yang dimunculkan seseorang, sehingga tidak heran pada saat ini banyak orang yang menjadi kaum radikal akibat ditipu orang dengan mengutip sebuah "kata" tanpa menjelaskan sejarah munculnya kata tersebut.
Dengan adanya suatu peristiwa ledakan bom di negara Indonesia tercinta, pemerintah dan masyarakat seharusnya lebih giat untuk membantu para keluarga yang kurang beruntung, dan para sejarawan, tokoh-tokoh agama seharusnya ikut menyuarakan dan menjelaskan sejarah terjadinya suatu "kalimat" yang tertulis di dalam apapun yang dapat menimbulkan kontra.
Indonesia kini disusupi oleh serigala bertopeng domba, dan saya selaku masyarakat umum tidak mengakui dasar teroris adalah ajaran agama, terutama mengatasnamakan agama Islam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H