Mohon tunggu...
Forando Hotman S
Forando Hotman S Mohon Tunggu... Administrasi - Mencoba membangun harapan

mahasiswa pencari jati diri

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengapa Lampu Lalu Lintas Bewarna Merah, Kuning dan Hijau?

19 Februari 2018   13:34 Diperbarui: 19 Februari 2018   16:40 2191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada malam hari bumi akan selalu diterangi berbagai jenis warna lampu. Banyaknya warna-warni lampu mampu membuat mata manusia nyaman untuk memandang. Namun di dalam hal yang penting pada beberapa benda warna yang selalu digunakan adalah sama di belahan dunia ini, entah sebagai penerangan ataupun sebagai pemberitahuan. Warna lampu yang biasa digunakan adalah lampu warna merah, hijau dan kuning. Contohnya lampu lalu lintas, lampu pada kendaraan, lampu gedung-gedung dan lain sebagainya. Lantas, apakah alasannya ketiga warna tersebut selalu digunakan? Bukankah masih banyak warna yang lain yang dapat digunakan? 

Warna-warni merupakan bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik atau tepatnya spektrum optik. Warna merah, kuning dan hijau merupakan bagian dari gelombang elektromagnetik cahaya tampak yang memiliki nilai panjang gelombang dan frekuensi pada masing-masing warna.  Warna merah memiliki panjang gelombang 620-750 nm, warna kuning memiliki panjang gelombang 570-590 nm, warna hijau memiliki panjang gelombang 495-470 nm dan warna biru 450-495 nm. Fungsi utama cahaya tampak adalah membuat benda-benda yang ada disekitar kita menjadi tampak.

Mata normal manusia pada umumnya dapat mendeteksi cahaya tampak pada panjang gelombang 400-700 nm sementara sensitivitas mata yang telah beradaptasi dengan berbagai warna cahaya terjadi pada panjang gelombang 555 nm, di wilayah warna hijau.

Jadi, alasan utama mengapa warna merah,kuning dan hijau yang selalu digunakan adalah karena ketiga warna tersebut memiliki nilai panjang gelombang yang besar dibanding dengan warna lainnya dan mata manusia akan lebih sensitif pada ketiga warna tersebut.

Pada ketiga warna tersebut mata manusia menjadi lebih peka terhadap sesuatu akibat pancaran cahaya tersebut sehingga otak manusia akan lebih sensitif terhadap suatu gerakan pada keadaan yang penting maupun keadaan yang mendesak. Contohnya lampu rem pada kendaraan yang berwarna merah.

Lantas, bagaimana cahaya dengan panjang gelombang lebih besar dapat bekerja lebih sensitif dibanding dengan panjang gelombang yang lebih kecil?

Panjang gelombang memiliki inverse terhadap frekuensi yang artinya memiliki hubungan timbal balik. Semakin besar nilai panjang gelombang maka nilai frekuensi semakin kecil. Sementara panjang gelombang memiliki hubungan sebanding dengan kecepatan, sehingga warna yang memiliki panjang gelombang yang lebih besar akan lebih cepat terkena dan diproses otak melalui mata sehingga tubuh manusia menjadi lebih peka pada ketiga warna tersebut.

Itulah alasan mengapa pemerintah mewajibkan menyalakan lampu utama motor pada siang hari. Tujuannya adalah untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas melalui sensitivitas mata saat berkendaraan, apalagi badan motor yang tergolong kecil dibanding kendaraan lainnya. Dengan melihat cahaya maka si pengendara akan mengetahui sesuatu yang bergerak mendekati si pengendara, karena kecelakaan lalu lintas tidak selamanya akibat kelalaian pengendara si A tetapi besar kemungkinan akibat kelalaian pengendara lainnya.

Jadi, jangan lupa dan enggan untuk menyalakan lampu utama motor pada siang hari demi keselamatan kita bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun