[caption id="" align="alignnone" width="600" caption="gambar: antaranews.com"][/caption]
Pelatnas timnas Indonesia U-23 yang telah berjalan semenjak bulan Juni tampaknya masih belum maksimal. Di pertandingan uji coba Garuda muda mampu menang tipis 1-0 melawan PSS Sleman. Ketika melawan klub Divisi I Persibat Batang, Timnas justru takluk dengan skor 2-1. Uji coba terakhir melawan Timor Leste hanya berakhir imbang 0-0. Dari hasil ujicoba beberapa pertandingan terakhir, tampak bahwa timnas U-23 masih memiliki banyak kendala, terutama di lini depan. Produktivitas gol dari Timnas Indonesia U-23 masih kurang.
Di ajang ISG (Islamic Solidarity Game) 2013 misalnya, meski tampil sebagai runner-up, sebenarnya penampilan timnas U-23 masih kurang memuaskan. Dalam ajang tersebut timnas U-23 hanya mampu mencetak 3 gol dari 4 pertandingan (tos-tosan adu pinalti lawan Turki tidak dihitung). Dalam pertandingan ujicoba lainnya pun sangat jarang timnas-23 yang akan dipersiapkan untuk SEA Games Mynmar 2013 ini mencentak skor yang mencolok. Bandingkan dengan jumlah gol yang dicetak timnas U-19 dalam even piala AFF dan kualifikasi Piala Asia.
Menilik beberapa pertandingan tersebut, terlihat bahwa Garuda muda belum memiliki visi dalam mencetak gol. Ketika bola mengalir ke depan, para pemain kita begitu mudah kehilangan bola. Mengapa??
Meski ditunjang oleh pemain-pemain yang berskill individual tinggi, seperti Andik Vermansyah, Okto, Diego Michiels, Ibo dan Kurnia Meiga para pemain timnas nampaknya kurang menyadari pentingnya kesamaan visi untuk mencetak gol. Perlu adanya gerakan saling mendukung dari pemain yang lain, serta penting untuk mengoper bola tepat pada waktunya. Momentum-momentum terjadinya gol selalu terkait dengan visi ini. Pergerakan tanpa bola pun sangat penting disini untuk bisa mengecoh pemain belakang lawan.
Tim sekelas Argentina dengan striker-striker sekelas Messi, Tevez, Higuain nya sekalipun seringkali kesulitan mencetak gol, tanpa ada visi menyerang yang kompak dan jelas. Bandingkan dengan timnas Spanyol ketika menjuarai EURO dan Piala Dunia, Barcelona ketika ditangani Pep Guardiola, timnas Indonesia di era kepelatihan Alfred Riedl, atau yang paling baru timnas Indonesia U-19 yang tampil membanggakan.
Ketiga tim tersebut mampu mencetak banyak gol karena ada visi permainan, khususnya ketika menyerang. Semua pemain bergerak secara dinamis saling mendukung, tidak pernah terlambat mengoper bola. Aliran gerakan tanpa bola para pemainnya pun bisa saling mendukung, sehingga menciptakan momentum-momentum terjadinya gol.
Semoga dengan waktu yang sedikit ini Timnas bias segera berbenah, karena SEA Games akan segera dimulai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI