Seolah makin menguatkan, ganti mentri maka ganti kurikulum yang terus-menerus tanpa berkesudahan.
Kurikulum tahun 2013 seharusnya diberlakukan setelah buku standar telah selesai cetak dan dibagikan ke para murid, tapi ternyata prakteknya para murid hanya disuruh mencetak sendiri.
Hal ini terjadi di Kota Cimahi tepatnya SMP Negeri 10, sekolah anak saya sendiri. Apakah Pemerintah tidak memikirkan beratnya biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua untuk mencetak buku-buku tersebut? Apakah harus seperti ini pengorbanan orangtua dan murid untuk cerdas?Saya tidak tahu harus kemana , tetapi yang jelas kebijakan mengunakan kurikulum 2013 itu benar-benar tiada kepedulian dari pemerintah. Makin menguatkan adanya mafia di balik ini.
Tolonglah buat para cendekiawan,tokoh pendidikan maupun orang tua yang lain yang merasakan hal yang sama maukah untuk berbagi saran dan tips?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H