Mohon tunggu...
Chandra Pradhitaningrum
Chandra Pradhitaningrum Mohon Tunggu... -

i'm a beachgoers | @fodechon | http://fodechon.tumblr.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peson di Balik Sejarah Monumen Nasional

27 Juli 2013   16:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:57 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13749189351671082412

Monumen Nasional (Monas) tentu sudah sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia. Bangunan bersejarah yang merupakan ikon kota Jakarta ini berdiri gagah tepat di pusat kota. Berbagai kegiatan seru dan menyenangkan dapat dilakukan di tempat ini. Pantas saja Monas tak pernah sepi pengunjung.

Monas dibangun pada bulan Agustus 1959 oleh para arsitek Indonesia yakni Ir. Rooseno, Soedarsono, dan Federich Silaban. Monumen Nasional kemudian diresmikan tanggal 17 Agustus 1961 oleh Presiden Soekarno. Baru pada  tanggal 12 Juli 1975 Monas dibuka untuk umum.

Keindahan Jakarta dapat dengan mudah dinikmati di puncak Monas. Hal lain yang tidak kalah menyenangkan, pengunjung dapat menambah wawasan sejarah Indonesia di ruang diorama ataupun menikmati taman kota seluas 80 hektar di tengah kota Jakarta. Taman ini dulu disebut  Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan kemudian menjadi Taman Monas.

Terdapat beberapa elemen yang menyusun Monumen Nasional diantaranya Lidah Api, Pelataran Puncak, Pelataran Bawah, Museum Sejarah Perjuangan Nasional, serta Taman Monas. Dibalik seluk beluk Monas tersebut tersimpan pesona wisata yang sangat bisa dinikmati bersama teman, saudara, maupun keluarga.

Sembari berolahraga pengunjung dapat bermain bersama kawanan rusa yang berasal dari Istana Bogor. Selain itu ada juga kolam air mancur menari yang sangat indah dinikmati pada malam hari. Air mancur tersebut akan menari sesuai dengan lagu yang dimainkan ditambah dengan pertunjukan laser warna-warni pada air mancur ini. Akhir pekan bersama teman-teman juga bisa dilewatkan di lapangan futsal dan basket Monas. Apabila ingin menikmati keseluruhan Monumen Nasional, pengunjung dapat menggunakan kereta wisata untuk berkeliling sambil menunggu waktu berbuka puasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun