Siapa yang tak kenal ketupat? Ketupat begitu lekat dengan lebaran. Tradisi makan ketupat ini ada sejak awal masuknya islam di tanah jawa. Sunan Kalijaga memperkenalkan ketupat kepada masyarakat sebagai simbol pengakuan atas kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat. Ketupat atau kupat sendiri berasal dari kata bahasa Jawa “ngaku lepat” yang artinya “mengakui kesalahan”. Ketupat menjadi tanda bahwa sesama muslim diharapkan mau mengakui kesalahan dan saling memaafkan serta melupakan kesalahan dengan cara memakan ketupat tersebut.
Ketupat dibuat menggunakan janur atau daun kelapa yang masih muda yang kemudian dianyam dan diisi dengan beras lalu dimasak layaknya memasak lontong. Setiap unsur dari ketupat memiliki arti yang khusus. Janur yang digunakan untuk membungkus ketupat melambangkan penolak bala sedang bentuknya yang berbentuk segi empat menggambarkan prinsip “kiblat papat lima pancer” yang bermakna bahwa manusia mungkin memiliki tujuan yang berbeda-beda namun pasti manusia tersebut akan selalu kembali kepada Allah. Rumitnya anyaman ketupat diartikan sebagai kesalahan manusia sedang beras isi ketupat mencerminkan pengharapan atas kemakmuran setelah hari raya. Terakhir warna putih ketika ketupat dibelah diartikan sebagai bentuk kesucian setelah melakukan maaf-maafan.
Dahulu ketupat sering dihubungkan dengan hal-hal mistis. Ketupat sering digantungkan pada kusen pintu depan rumah sebagai tolak bala bersama dengan pisang hingga kupat tersebut kering. Namun sekarang ketupat tersebut lebih sering disajikan bersama opor ayam dan sambal goreng. Santan dari opor ayam ini pun ternyata mengandung makna “pangapunten” atau memohon maaf. Jenis ketupat pun makin beragam, diantaranya:
1. Ketupek Katan Kapau, ketupat khas Kapau yang merupakan versi rebus dari lemang.
2. Ketupat Glabed, ketupat yang berasal dari Tegal dan biasa dimakan dengan kuah kuning kental.
3. Ketupat Betawi (Bebanci), biasa dinikmati dengan kuah santan berisi daging sapi. Sayangnya ketupat ini sudah sangat sulit ditemukan.
4. Kupat Blengong, kupat glabed dengan daging blengong (unggas keturunan hasil perkawinan antara bebek dan angsa)
5. Ketupat Bongko (Tegal), disajikan dengan sayur tempe yang telah diasamkan.
6. Ketupat Cabuk Rambak (Solo), ketupat nasi yang diiris tipis-tipis, dan disiram dengan sedikit sambal wijen.
7. Ketupat/lontong Sayur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H