Mohon tunggu...
Chandra Pradhitaningrum
Chandra Pradhitaningrum Mohon Tunggu... -

i'm a beachgoers | @fodechon | http://fodechon.tumblr.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Euforia Berhijab di Bulan Ramadhan

27 Juli 2013   17:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:57 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perkembangan model busana muslim di Indonesia begitu cepat terjadi. Hal tersebut sangat wajar karena Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk islam terbesar di dunia. Di bulan ramadhan semakin banyak muslimah yang berbondong-bondong mengenakan baju muslim untuk menutup auratnya. Hal tersebut tentu sangat berpengaruh pada ragam model busana yang ada di Indonesia mengingat tuntutan pasar begitu beragam.

Menutup aurat merupakan kewajiban seorang muslimah yang tidak bisa ditawar lagi. Banyak muslimah yang rajin ibadahnya namun masih harus merasakan panasnya api neraka karena ia lalai untuk menutup aurat. Menutup aurat sendiri tidak hanya sekedar menutup seluruh rambut dengan kain melainkan tidak menampilkan bentuk tubuh selain wajah dan telapak tangan saja. Itulah sebabnya mayoritas penghuni neraka adalah perempuan.

Hijab  yang ada di pasaran begitu beragam, fashionable, dan menarik. Namun disisi lain masih banyak model yang tidak sesuai dengan ketentuan agama, tidak memenuhi syarat hijab itu sendiri. Beberapa kasus yang masih sering dijumpai antara lain  pakaian yang digunakan masih ketat, tidak menutup dada, lengan masih pendek, dalaman jilbab seperti punuk unta, dan kulit pinggang masih terlihat. Hal tersebut tentunya sangat disayangkan keberadaannya.

Belum lagi kasus dimana muslimah hanya mengenakan hijab di bulan ramadhan saja atau bahkan hanya saat pergi berbuka puasa dengan teman atau kolega saja. Sangat disayangkan apabila esensi hijab hanya sekedar aksesoris saja. Ketika hal tersebut terjadi maka dapat dikatakan dunia sedang kembali pada zaman jahiliyah, saat dimana hijab hanya digunakan untuk menutupi rambut sedang bagian leher masih terbuka. Berhijab sudah seharusnya dilakukan oleh perempuan hingga ia akhirnya meninggal dunia.

Berhijab di bulan Ramadhan adalah sebuah kebaikan, namun hal tersebut tidak dapat dijadikan tolak ukur keberkahan Ramadhan ketika kebiasaan tersebut tidak berlanjut. Perjuangan berhijab di bulan Ramadhan akan sia-sia apabila di kemudian hari hijab dilepaskan. Menjaga hijab sama artinya menjaga diri dan juga orang lain, suamimu, ayahmu, serta adik laki-lakimu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun