Sering ditemukan oleh peneliti bahwa gangguan mental sering diikuti dengan pelecehan seksual. Telah ditemukan riwayat bahwa pelecehan seksual ssering dikaitkan dengan diagnosis seumur hidup tentang beberapa gangguan kejiwaan. Para ilmuan telah menemukan adanya hubungan tersebut tidak terlepas dari jenis kelamin korban atau usia saat pelecehan tersebut terjadi. Temuan yang disajikan dalam edisi Juli Mayo Clici Proceedings menghubungkan riwayat pelecehan seksual dengan usia bunuh diri, gangguan pasca-trauma, gangguan kecemasan, depresi, gangguan makan dan tidur. Selain itu gangguan-gangguan tersebut juga diperkuat adanya riwayat pemerkosaan.
Laporan studi prevensi pelecehan seksual di beberpa populasi ialah, 21 persen pada orang dewasa, 33 persen anak-anak. Selanjutnya korban pelecehan seksual sebanyak 25 persen dari pasien panel dalam perawatan primer.
Para peneliti juga mengeksplorasi alasan beberapa korban pelecehan tidak mengalami gejala kejiwaan. Munculnya variabilitas genetik mungkin memberikan tingkat perlindungan. Â Peneliti juga menambahkan bahwa ini adalah prosepek menarik untuk lebih mengetahui dampak perlindungan dari gen-gen tertentu terhadap perkembangan gangguan kejiwaan pada korban pelecehan. Jika dikonfimasi lebih lanjut menurut Dr.Zirakzadeh peneliti utama dalam studi ini mengatakan bahwa dimasa depan mungkin lebih efekftif engidentifikasi korban pelecehan yang berada pada peningkatan resiko untuk berkembangnya penyakit dan mengarah pada perkembangan pencegahan dan pengobatan yang lebih baik.
Source : Psych Central and Mayo Clinic
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H