Mohon tunggu...
Dewi Anggreani
Dewi Anggreani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan Fakultas Sains dan Teknologi KKN-DR 87

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Suhu Lingkungan dan Kelembapan Relatif terhadap Ketahanan Covid-19

15 Agustus 2020   19:39 Diperbarui: 15 Agustus 2020   19:48 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Wabah penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) kini telah menjadi masalah kesehatan global yang sangat mengkhawatirkan. Virus ini pertama kali dikonfirmasi terdapat di Wuhan China pada akhir Desember 2019. Virus ini menyebar dengan sangat cepat dan pada 14 Agustus 2020 telah dikonfirmasi terdapat 20,6 juta kasus terinfeksi virus Corona di dunia, dimana 12,8 juta jiwa telah dinyatakan sembuh, dan terdapat 749 ribu kasus kematian. Lalu kapan kah pandemi ini akan benar-benar berakhir? Jawabannya tidak ada yang tahu.

Jika dilihat dari karakteristiknya, virus ini cukup mirip dengan virus yang menyebabkan penyakit gangguan pernafasan seperti influenza. Influenza sendiri merupakan jenis penyakit yang paling rawan menyerang manusia saat musim dingin terjadi. Selain influenza, terdapat beberapa jenis virus yang juga termasuk virus musiman seperti norovirus, Salmonella typhi (Penyebab tifus), dan Paramiksovirus (Penyebab campak). Norovirus umumnya muncul saat musim dingin, sedangkan salmonella typhi (virus penyebab tifus) biasanya cenderung muncul saat musim kemarau.

Sementara itu Paramiksovirus (virus penyebab campak) biasanya akan menurun saat musim panas terjadi di suatu wilayah yang beriklim dingin, dan cenderung memuncak di wilayah tropis yang mengalami musim kemarau. Karena hal inilah banyak orang yang bertanya apakah covid-19 ini termasuk virus musiman? Dan apakah virus ini dapat menghilang saat musim panas terjadi?

Penularan Covid-19 dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah iklim. Beberapa penelitian telah berhasil mengidentifikasi sejumlah kasus Covid-19 yang berhubungan dengan suhu. Oleh karena itu sangat penting untuk memahami peran suhu dalam penyebaran Covid-19 walaupun bukti yang ada masih sangat minim.

Sebuah studi yang dilakukan di empat kota besar di China memperlihatkan bahwa virus SARS mengalami peningkatan kejadian harian secara signifikan pada suhu yang lebih rendah. Kajian dari Universitas Maryland menunjukkan bahwa SARS cenderung lebih cepat menyebar di kota dan wilayah beriklim dingin dengan suhu antara 5º-11ºC dan kelembapan relatif rendah.

Sebuah analisis lain yang belum terbit mencoba   membandingkan cuaca yang ada di 500 wilayah di dunia yang terdampak kasus Covid-19 dan melihat adanya hubungan antara suhu, kecepatan angin, dan kelembapan relatif terhadap penyebaran virus. Riset lainnya juga mengatakan bahwa suatu wilayah yang beriklim dingin dan sejuk cenderung menjadi wilayah yang lebih rentan terhadap paparan virus corona. Menurut beberapa peneliti, penyebaran Covid-19 ini menunjukkan bahwa wabah ini lebih banyak menyerang di wilayah yang dingin dan kering, sementara wilayah tropis lebih sedikit terkena paparan.

Para peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Harvard menganalisis mengenai penyebaran virus corona dan menilai bahwa virus ini kurang sensitif terhadap cuaca. Kenaikan suhu dan kelembapan tidak akan membuat kasus terinfeksi corona mengalami penurunan begitu saja.

Terdapat sebuah riset menunjukkan bahwa virus corona dapat bertahan di permukaan baja dan plastik hingga 72 jam dalam suhu antara 21º C - 23ºC dengan tingkat kelembapan relatif sebesar 40%. Sementara itu riset-riset lainnya pada berbagai jenis virus corona menunjukkan bahwa virus ini dapat bertahan di suhu 4ºC hingga 28 hari lamanya. Meski begitu masih dibutuhkan penelitian yang lebih mendalam untuk mengetahui perilaku Covid-19 pada suhu dan kelembapan tertentu.

Cuaca juga berperan penting terhadap kesehatan tubuh kita. Cuaca yang tidak menentu dapat menyebabkan turunnya sistem imun dan kekebalan tubuh, terutama saat musim hujan.

Suhu akan cenderung lebih dingin saat musim hujan, hal ini akan menyebabkan mengecilnya pembuluh darah dan membuat aliran darah serta sel-sel pertahanan tubuh yang ada di darah bergerak lebih lambat. Hal ini membuat sel-sel pertahanan di dalam tubuh lebih lama merespon saat tubuh kita terinfeksi oleh virus. Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk selalu menjaga dan meningkatkan sistem imun dan kekebalan tubuh karena ini merupakan pertahanan terbaik terhadap penyakit menular.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun