Cinta orang tua kepada anaknya melebihi segalanya. Anakmerupakan buah hati , pelita jiwa, penyemangat hidup, dan pada anak- anak juga tersimpan berjuta harapan. Anak adalah karunia Allah/Tuhan yang bisa i bilang harta yang tak ternilaikan . Anak juga merupakan amanat dari Tuhan yang harus kita jaga dan kita didik sebaik mungkin. Banyak orang tua yang mengatakan mendidik anak itu tidak gampang . Siapa bilang jadi orangtua itu gampang ?
Jaman dulu saat kita menjadi anak sudah jauh berbeda dengan jaman anak anak kita sekarang ini. Masalah yang dihadapinya pun berbeda dengan masalah yang kita hadapi dulu. Otomatis cara mendidiknya pun tentu beda dengan cara kita dididik dulu. Setiap orang tua memiliki cara tersendiri dalam mendidik anaknya. Tidak ada formula atau metode yang benar-benar paling tepat dan cocok dalam hal tersebut. Tetapi yang jelas setelah kita merawat dan mengasuhnya sejak bayi otomatis kita sendirilah yanglebih tahuformula atau metode apa yang lebih cocok / sesuai dengan perkembangan dan kondisi spikologi anak kita. Cuma sayangnya tidak semua orang tua menyadari hal itu.
Kesalahan memahami perkembangan anak dan peran kita dalam menyikapi perkembangan dan kondisi spikologi anak , bisa berakhibat fatal. Anak kita bisa lepas kontrol atau di kontrol berlebih. Hal ini biasanya sering di alami anak anak usia ABG atau yang beranjak dewasa. Kita tentu pernah mendengar atau melihat tayangan televisi ada anak pejabat yang melakukan pesta sex atau lerlibat kasus vidio porno, anak polisi yang melakukan pencurian atau tindakan kriminal , anak hakim yang menjadi pemakai atau bandar narkoba,anakorang kaya tapi suka memalak dan senang berkelahi , anak tokoh agama yang ketahuan menghamili anak orang , dan sebagainya.
Dari semua contoh permasalahan di atas menjelaskan pada kita mengapa banyak orang yang sukses karirnya justru mengalami kegagalan dalam mendidik anaknya ?. Bisa jadi karena perkembangan jaman yang semakin pesat membuat persaingan hidup semakin meningkat. Berbagai kesibukan dan tuntutan pekerjaan menjadikan orangtua kurang atau sulit berkomunikasi dengan anak.Tidak hanya orang tua laki - laki saja yang bekerja atau full kesibukan, tetapi orang tua perempuan juga. Kelalaian kita sebagai orang tua yang kurang mempunyai waktu untuk anak juga sering menimbulkan konflik antar anggota keluarga maupun konflik orang tua dengan anak anaknya.
Perhatian para orangtua terhadap anaknya saat ini sepertinya lebih terfokus pada kebutuhan materi. Orang tua sekarang adalah generasi ORTU yang ABAI . Yang penting anak sekolah, les, uang jajan tercukupi, diam di rumah, didepan komputer, games, hp, televisi. Padahal kenakalan atau kesalahan yang di lakukan anak bisa jadi berawal dari tidak terpenuhinya kebutuhan mendasar seorang anak yaitu perhatian dan kasih sayang. Kenakalan dan kesalahan anak bisa dijadikan pembelajaran buat kita bagaimana seharusnya menjadi orang tua yang baik, menjadi teman curhat dan menjadi sahabat bagi anak kita.Dengan begitu anak anak tidak merasa sungkan berbagi rasa saat dia punya masalah
Kita di tuntut untuk terus belajar menjadi orang tua, jika kita berhenti belajar, maka kita akan semakin jauh / sulit berkomunikasi dan mengikuti perkembangan anak kita. Pada akhirnya kita akan di anggap gaptek dan membosankan oleh anak anak kita. Kita juga harus membekali anak anak kita pendidikan KARAKTER agar kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak berdampak negatif pada anak anak kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H