Mohon tunggu...
Hatta El-Maccoaloe
Hatta El-Maccoaloe Mohon Tunggu... lainnya -

Circumstances made me the theatrical personality I am, which many people believe is also a part of my personal life.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Magic

22 September 2014   19:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:56 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berulangkali hidupmemberikan keajaiban demi keajaiban.

Kata magicmemang terkesan dekat artinya dengan kata “miracle”.

Semacam sesuatu yang masih sulit dijangkau oleh penjelasan logis, kecuali keterkesimaan.

Keterkesimaan akan kekaguman pada sesuatu yang tampak ajaib, tampak tidak masuk akal (make sense).

Kekuatan Fikiran (Power of Mind) mungkin memang bukan istilah baru. Kajian ini banyak dibahas oleh para pemikir, penulis, filsuf, bahkan para motivator dunia. Kekuatan fikiran yang menghasilkan suatu konsep dengan istilah kontemporer, yakni “law of Attraction” (Lihat; Rhonda Byrne dalam The Secret Book atau buku popular lain yang tidak membahas langsung mengenai konsep ini namun menerapkannya dalam cerita panjang semacam Alchemist yang ditulis Paulo Coelhoe).

“Law of Attraction”, merupakan daya tarik menarik yang dihasilkan dari kuatnya daya fikiran seseorang untuk menghendaki sesuatu terjadi, sehingga seluruh jagad raya (universe), kekuatan diatas manusia, Tuhan, atau apapun sebutannya, bahu membahu untuk membantu mewujudkan keinginan tersebut.

Law of Attraction” atau daya tarik-menarik ini membentuk semacam energy yang mendekatkan seseorang, atau membantu terciptanya suatu kejadian. Bukan tanpa alasan; toh segala bentuk material di dunia ini memiliki energinya sendiri, sekalipun sifatnya statis yang terdiri dari kumpulan partikel, bahkan hingga susunan atom terkecil.

Energy yang termanifestasi secara terus menerus ini pada akhirnya membentuk kekuatan yang mendorong terciptanya suatu kehidupan, suatu cerita baru dari alur kehidupan. Mungkin itu yang disebut dengan “takdir” dalam konteks religious atau “terjawabnya doa-doa” dari sudut pandang para pendo’a.

Dalam wacana sederhana (mencoba berfikir ala bodoh-bodohan); Betapa tampak mudahnya kehidupan yang kita inginkan dengan hanya memikirkannya terus menerus. Ini bukan ilmu klenik, apalagi pelet. Ini hanya apa yang disebut dengan kekuatan fikiran. Semacam kekuatan magis dari konsep telepati yang diterima oleh objek yang menjadi buah fikiran.

Namun bukan berarti lalu memiliki fikiran yang kuat adalah sebuah hal yang mudah.

Tentu saja tidak.

Ada syarat serta ketentuan yang berlaku didalamnya, termasuk untuk berlaku syarat ; “kamu harus benar-benar menginginkannya” menjadi obsesif tepatnya.

“See and Wait”, let’s the magic doing its part and a miracle will follow…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun