Sebagian besar orang sulit membawa logika dalam cinta. Sebagian besar lainnya, bahkan rela ditipu, dibohongi, dimanipulasi, diselingkuhi, diperlakukan tidak adil, bahkan dimanfaatkan.
Memberi nasehat pada mereka yang sedang, maupun “masih” jatuh cinta sama sulitnya dengan berharap pada hujan yang mungkin turun di musim kemarau. Mereka tidak akan pernah mendengar. Mereka mengeluhkan kehidupan percintaannya, dan meminta masukan. Namun, hasilnya sama saja; mereka berkeras untuk tetap bertahan dalam cinta yang tidak membahagiakan.
Mari kita bertaruh;
“bahwa sesungguhnya mereka yang sedang jatuh cinta, sesungguhnya tau apa yang sedang mereka hadapi.
Namun, sebagian besar dari mereka menutup mata pada realitas yang ada. Mereka memilih untuk menggantungkan hidupnya pada harapan-harapan dan iming-iming, bahwa dimasa depan mereka akan berbahagia . Yang bahkan jauh dari kebenaran yang ada.
Sebagian dari mereka yang jatuh cinta, menjadi salah langkah, dan tidak tegas dalam bersikap. Dan akhirnya, memilih untuk tidak melakukan apapun, berdiam di dalam sebuah hubungan yang mereka tau; berjalan ditempat.
Mereka menjadi jenuh satu sama lain, dan lalu menjalani hubungan seolah hanya sebagai kewajiban. Mereka enggan untuk melihat kenyataan bahwa, mereka terlalu sering bertengkar, saling mencurigai, tidak terbuka, jenuh satu sama lain, dan yang lebih pahit tidak juga menemukan sebuah kesamaan tujuan.
Mereka tidak melihat itu semua. Kenyataan yang sebenarnya lebih nyata daripada hal-hal yang mereka angan-angankan. Cinta sendiri, sesungguhnya tidaklah buta, namun mereka yang jatuh cinta kehilangan akurasi dalam melihat serta menilai orang yang mereka cintai.
Mereka menjadi kerdil,dan memilih untuk “setia”, titik!.
Maka, dititik itulah apa yang disebut dengan “kesadaran palsu” tercipta...
(baca: false consciousness/pseudo-reality).
Sebuah cara mencintai primitif; yang sesungguhnya sadar, tapi sengaja meniadakan realitas dan melebih-lebihkan harapan.
Namun, bagaimanapun juga cinta adalah sesuatu yang patut untuk dirayakan. Karena cinta memegang peranan penting dalam seluruh nafas kehidupan. Mereka yang tidak pernah bercinta hanya untuk menghindari rasa sakit, hanyalah kumpulan pengecut yang tidak benar-benar berani menjalani hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H