Mohon tunggu...
Gavin Ranggata
Gavin Ranggata Mohon Tunggu... -

Adalah seorang anak muda yang mencoba melebur ke dalam dunia jurnalistik, menggoreskan kisah-kisah dan pemikirannya dalam dunia maya, menyampaikan keluh kesahnya atas kehidupan bangsanya, mencoba menanam pilar-pilar yang kokoh demi kedewasaannya sehingga tetap tertambat di tanah dan selalu melihat ke bawah dan percaya bahwa diatas langit masih ada langit yang lebih tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jejak Hitam Kecap Benteng

4 April 2010   17:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:59 1520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_110464" align="alignnone" width="114" caption="Kecap Benteng Siong Hin"][/caption] Hitam pekat, kental, dan manis. Begitulah wujud fisik dan rasa kecap manis pada umumnya. Bahan baku utamanya adalah campuran  kedelai hitam dan gula merah yang menyebabakan warna kecap manis menjadi hitam kecoklatan dan hitam legam. Di balik warna hitam legam tersebebut menyimpan kemanisan dunia yang tiada tara. Produk ini merupakan hasil olahan bangsa tionghoa yang masuk ke Indonesia pada zaman dahulu dan mendirikan pabrik-pabrik kecil yang memproduksi kecap manis. Rasa manis kecap tersebut menjadikannya terkenal di kalangan penduduk asia, khususnya melayu yang menyukai rasa manis. Banyak masakan-masakan melayu-indonesia yang menggunakan kecap manis sebagai pelengkap dan bahkan unsur utama yang membuat masakan itu berbeda. Sebut saja seperti Sate Madura, Ketoprak, Gado-Gado, Nasi maupun Mi Goreng, Soto Betawi, hingga hidangan laut yang biasa disajikan dengan cara dibakar. Tangerang merupakan cikal bakal produk kecap manis terkenal yang sekarang umum di pasaran. Hal ini tak lepas dari peran kaum etnis tionghoa benteng (Cina Benteng) yang menetap di daerah Tangerang. Lewat mereka lahirlah usaha-usaha produksi kecap dan salah satunya adalah Kecap Benteng (Siong Hin) yang telah eksis sejak tahun 1920. Usaha ini diwarisi turun-temurun hingga sekarang. Masyarakat Tangerang sangat bangga akan produk kecap yang benar-benar asli dari Kota Tangerang. Tak heran bila kita berkunjung ke Tangerang dan melihat banyak penjaja makanan, baik kaki lima maupun restoran sederhana mayoritas menggunakan Kecap Benteng (Siong Hin). Sayapun heran, setiap kali saya jajan diluar, entah hanya membeli kudapan kecil seperti batagor, siomay, dan bakso ataupun makanan berat seperti ketoprak dan nasi, atau mi goreng, selalu saja penjual makanan tersebut memakai Kecap Benteng dengan merk Siong Hin. Ternyata tidak hanya Kota saja, tetapi dipenjuru provinsi Banten kecap merek Siong Hin telah dikenal luas. Walaupun kini pasar telah dikuasai pemain-pemain besar, ternyata keaslian dan kekhasan Kecap Benteng (Siong Hin) telah mendapat tempat dalam hati setiap pelanggan setianya. Walaupun tak tersohor layaknya merek kecap yang lain, Kecap Benteng (Siong Hin) telah menunjukkan bahwa kualitas produk yang diciptakan telah memberi keuntungan tak ternilai : sebuah kepercayaan dan kebanggaan masyarakat Kota Tangerang.Sejarah tentang kecap ini harus tetap melekat pada Kota Tangerang dan etnis Cina Bentengnya. Tentunya warisan berharga ini dapat dirawat dan dilestarikan, sehingga dapat memperkaya keunggulan dan ciri khas Kota Tangerang sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun