Kemeriahan Kompasianival 2017 kemarin masih terbayang. Sore ketika Arbain Rambe dan Gemala Hanafiah tampil sampai Sudjiwo Tedjo manggung saya datang bersama anak-anak. Ingin berkenalan dengan menyapa kang Pepih (aslinya sama dengan fotonya) yang lagi ngobrol dengan beberapa orang tapi sungkan. Sambil melihat sekeliling, tak menemukan wajah yang mirip-mirip pak Thamrin Dahlan atau Pak Ikhwanul Halim (karena tak tahu wajah aslinya).
Anak-anak bikin saya keluar masuk mall, minta dibelikan Mango Bomb punya selebritis Rafi-Gigi karena sudah lama penasaran ingin mencicip King Mango tak kesampaian, minta ke toilet, minta makan, tak bisa duduk lama dengan nyaman. Kecuali pas nonton Wayangisme, mereka suka. Jadi berdiri pun rela.
Namun yang paling menarik bagi saya adalah sebuah karangan bunga. Yang say temukan ketika menunggu taksi online.
Ucapan selamat sebagai tanda cinta. Dari penulis nun jauh di Australia. Pak Tjip dan bu Roselina. Pastilah karena hati mereka yang terikat erat pada Kompasiana. Meski tak berjumpa mata dengan mata, jiwa mereka ada.Â
Jadi sayang kalau saya tak menyampaikan berita untuk mereka, meski hanya berupa foto karangan bunga.
Salam hormat untuk Pak Tjip dan ibu Rose
lina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H